Jumat, 13 Januari 2012

EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PROGRAM PAUD DI PKBM “MELATI” PADA DAERAH TERPENCIL DI KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO


“EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PROGRAM PAUD DI PKBM “MELATI” PADA DAERAH TERPENCIL DI KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO”
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) memiliki posisi penting dalam penyelenggaraan pendidikan non formal terbukti dengan telah dimasukkannya PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan non formal dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagaimana diketahui bahwa PKBM adalah wadah penyelenggaraan berbagai program pendidikan nonformal yang dibentuk dan diselenggarakan oleh masyarakat untuk membelajarkan masyarakat di lingkungannya.
Demikian dengan PKBM “Melati” Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai satuan pendidikan Non Formal telah menyelenggarakan berbagai program pendidikan nonformal dan informal diantara yang akan diangkat dalam penulisan karya nyata ini adalah program pendidikan anak usia dini (PAUD) di daerah terpencil yang ada di Kecamatan Botumoito di Desa Rumbia Dusun III Tumba.
Usia dini merupakan masa emas perkembangan. Pada masa itu terjadi lonjakan luar biasa pada perkembangan anak yang tidak terjadi pada periode berikutnya. Para ahli menyebutnya sebagai usia emas perkembangan (golden age). Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut, setiap anak membutuhkan asupan gizi seimbang, perlindungan kesehatan, asuhan penuh kasih sayang, dan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan masing­-masing anak. Pemberian rangsangan pendidikan dapat dilakukan sejak lahir, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Rangsangan pendidikan ini hendaknya dilakukan secara bertahap, berulang, konsisten, dan tuntas, sehingga memiliki daya ubah (manfaat) bagi anak.
Keberadaan PAUD kelompok bermain “Zakiyah” di Dusun III Tumba Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati” dimaksudkan untuk dapat memberikan layanan pendidikan anak usia dini di daerah tersebut, yang ternyata memiliki banyak memiliki   anak-anak usia 2 tahun sampai dengan usia 6 tahun dan masyarakatnya tergolong masyarakat yang tidak mampu(ekonomi lemah).
Menurut Data  Desa (2010), masyarakat Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo terdiri dari 471 Kepala Keluarga (KK) dengan total jumlah penduduk sebanyak 1741 jiwa. Berdasarkan hasil survey dan identifikasi pengelola PKBM “Melati”  terdapat 34 anak yang belum terlayani pendidikan Paudnya untuk dusun III Tumba Desa Rumbia.
Pendidikan sejak dini merupakan salah satu kunci mengatasi keterpurukan bangsa, khususnya dalam menyiapakan sumber daya manusia yang handal nantinya. Berbagai penelitian bidang neurologi menunjukan, bila anak distimulasi sejak dini, maka akan ditemukan genius (potensi paling baik/unggul) dalam dirinya. Setiap anak memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar (limitless capacity to learn) yang interen (telah ada) dalam dirinya untuk berpikir kreatif dan produktif. Oleh karena itu anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka kapasitas tersembunyi tersebut (unlocking the capacity) melalui pembelajaran bermakna seawall mungkin. Bila potensi pada diri anak tidak pernah terrealisasikan, maka itu berarti anak telah kehilangan peluang dan momentum penting dalam hidupnya, dan pada gilirannya Negara akan kehilangan sumber daya manusia terbaik.
Berdasarkan  latar belakang masalah diatas maka Penulis tertarik mengambil judul karya nyata ini adalah  “EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PROGRAM PAUD DI PKBM “MELATI” PADA DAERAH TERPENCIL DI KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO”
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah: “Bagaimana manajemen pengelolaan program PAUD oleh lembaga PKBM “Melati” di daerah terpencil di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
C.       Maksud dan tujuan
1.    Memberikan gambaran tentang penerapan manajemen pengelolaan program PAUD oleh PKBm ”Melati” di daerah terpencil di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
2.    Dalam rangka mengikuti lomba karya nyata pengelolaan PKBM pada Jambore PAUD NI tahun 2011 di tingkat Provinsi Gorontalo.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.     Efektifitas
Efektifitas merupakan sebuah fenomena yang mengandung banyak segi, sehingga sedikit sekali orang yang dapat memaksimalkan keefektivitasan sesuai dengan keefektivitasan itu sendiri . Atau dapat dikatakan bahwa efektivitas masih merupakan sebuah konsepsi yang bersifat elusive (sulit diraih) yang harus didefinisikan secara jelas. Sehingga efektivitas organisasi atau lembaga pendidikan memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang, bergantung pada kerangka acuan yang dipakai.
Bagi Etzioni, keefektifan merupakan derajat di mana sebuah organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Sergiovani, keefektifan merupakan kesesuaian antara hasil yang dicapai oleh organisasi dengan tujuan yang telah dirumuskan .Kemudian Scheerens mengemukakan bahwa efektivitas sebagai konsep kausal secara esensial, di mana hubungan maksud-hingga-tujuan (means-to-end relationship) serupa dengan hubungan sebab-akibat (cause-effect relationship), terdapat tiga komponen utama yang harus diperhatikan dalam studi tentang efektivitas organisasi pendidikan, yaitu: (1) cakupan pengaruh; (2) kesempatan aksi yang digunakan untuk mencapai pengaruh tertentu (ditandai sebagai mode pendidikan); dan (3) fungsi-fungsi dan mekanisme yang mendasari yang menjelaskan mengapa tindakan tertentu mendorong ke arah pencapain-pengaruh .
Dari definisi tersebut dapatlah dipahami bahwa efektifitas organisasi merupakan kemampuan organisasi untuk merealisasikan berbagai tujuan dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mampu bertahan agar tetap eksis/hidup. Sehingga organisasi dikatakan efektif jika organisasi tersebut mampu menciptakan suasana kerja dimana para pekerja tidak hanya melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya, tetapi juga membuat suasana supaya pekerja lebih bertanggung jawab, bertindak secara kreatif demi peningkatan efisiensi dalam mencapai tujuan.
Konsep efektivitas  mengacu pada kinerja  organisasi atau lembaga, yang tidak terlepas dari penerapan sistem manajemen yang baik sehingga tujuan akhir dari lembaga tersebut dapat terwujud, oleh sebab itu efektifitas merupakan satu dimensi tujuan manajemen yang berfokus pada hasil, sasaran, dan target yang diharapkan.
B.     Hakikat Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen. Jadi manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Secara etimologi, management di Indonesia diterjemahkan sebagai manajemen berasal dari kata “manus” (tangan) dan “agere” (melakukan), yang setelah digabung menjadi kata “manage” berarti mengurus atau “managiere” yang berarti melatih.
Taylor dalam bukunya Scientific Management, Harper and Brothers. New York, 1947: The art management, is defined as knowing exactly what you want to do, and than seeing that they do it in the best and cheapest way. (Ilmu manajemen itu dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya akan anda kerjakan, selanjutnya mengkaji apakah sesuatu itu dikerjakan dengan cara terbaik serta mudah.
George Terry dalam bukunya Principles of Management, Richard Irwin., Homewood, Illinois, 1964: Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objective by the of human being and other resources. (manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya).
Atmosudirdjo dalam buku Administrasi dan Management Umum mengemukakan bahwa Manajemen merupakan pengendalian dan pemanfaatan dari semua faktor serta sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah bekerja sama untuk mengatur suatu kegiatan yang direncanakan agar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Lebih Lebih jelasnya unsur-unsur yang terdapat dalam manajemen akan diuraikan secara singkat berikut ini.
I.       Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan unsur penting dalam mengambil sebuah keputusan. Karena perencanaan merupakan proses mengembangkan dan memilih langkah langkah yang akan diambil untuk menghadapi masalah-masalah dalam organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini pengelola  dan pengurus PKBM harus mampu mengambil keputusan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengelola PKBM harus memutuskan sasaran yang akan dicapai, menganalisis sumber daya yang dimiliki organisasi, bagaimana mengaplikasikannya dalam rangka mencapai sasaran tersebut. Dalam hal ini diperlukan sikap fleksibilitas di dalam menghadapi perubahan.
Sebagaimana maksud perencanaan diatas penulis mengambil langkah-langkah dalam perencanaan yang dapat dipakai untuk kegiatan program yaitu:
a.   Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai lembaga PKBM. Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat mengarahkan sumber agar lebih efektif.
b.   Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah ditetapkan , pengelola PKBM harus mengetahui dimana saat ini lembaga berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut , sumber daya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun jika lembaga  PKBM telah mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di dalam lembaga PKBM harus terdapat suasana kebersamaan dan kerjasama yang baik agar informasi mengalir dengan lancar terutama dari pengelola  dan statistik yang dimiliki.
c.   Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
Selanjutnya perlu diketahui faktor faktor, baik internal maupun eksternal, yang diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saat ini, dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi di masa datang. Betapapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang paling sulit dalam perencanaan.
d.   Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap paling baik, cocok dan memuaskan.
II.      Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Fungsi pengorganisasian dalam PKBM adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Adapun kegiatan dalam fungsi pengorganisasian adalah mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan, menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab, kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tenaga kerja dan kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
III.    Penggerakan (Acutating)
            Menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.Sehubungan dengan hal penggerakan Abdurrachman, berpendapat bahwa penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja.
IV.    Pengawasan (Controlling)
Siagian mendefinisikan pengawasan "Sebagai proses dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya".
Selanjutnya  Effendy  menjelaskan bahwa : "Control adalah seluruh kegiatan mulai dari penelitian, serta pengamatan yang diteliti terhadap berjalannya rencana, dengan menggunakan rencana yang ada serta standar yang ditentukan, serta memberikan dan mengoreksi penyimpangan rencana dan standar, standar peniraian terhadap hasil pekerjaan diperbandingkan (companson) dengan masukan (input) yang ada atau keluaran (out put) yang dihasilkan. Terry berpendapat bahwa pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standard, apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menirai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut rencana, yaitu sesuai dengan standard.
Sementara Atmosudirdjo, dalam buku Administrasi dan Management Umum mengatakan bahwa pengawasan adalah keseluruhan aktivitas dan tindakan untuk menjamin atau membuat agar semua pelaksanaan dan penyelenggaraan  berlangsung serta berhasil sesuai dengan yang telah direncanakan, diputuskan dan diperintahkan.
Dengan demikian bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

C.    Hakikat PKBM
Dalam Diktori PKBM Indonesia (2007), Menuju Masyarakat yang Cerdas, Terampil dan Propesional disebutkan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah tempat pembelajaran dan sumber informasi bagi masyarakat yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, berisi berbagai macam keterampilan fungsional yang berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi , sosial dan budaya.
Tujuan PKBM :
1.    Mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat  melalui Program Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI).
2.    Sebagai upaya memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya.
3.    Meningkatkan pelayanan masyarakat terutama dalam Pendidikan Non Formal dan Informal.
Sedangkan Tugas dan Fungsi PKBM :
1.    Menyusun program tahunan PKBM
2.    Mengadakan pendataan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI)
3.    Mengadakan kegiatan pembelajaran seperti : paket A, paket B, paket C Keaksaraan  Fungsional, Paud, KBU/ Life Skill, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), ketrampilan dan lain-lain.
            Dalam rangka membangun sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi yang berkualitas, maka sangat perlu adanya pendidikan dan pelatihan serta kursus-kursus keterampilan bagi warga masyarakat  untuk memenuhi tuntutan global seiring meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
            Dewasa ini, belajar merupakan bagian kehidupan manusia sehari-hari, jika tidak ingin tertinggal dari peradaban dunia yang terus berkembang pesat. Kemajuan teknologi telah banyak memberi kemudahan dalam memperoleh kesempatan belajar, dan kegiatan  belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, tanpa terikat ruang dan waktu.  Oleh karena itu tidak ada alasan untuk berhenti belajar hanya karena adanya keterbatasan yang dimiliki, apalagi dewasa ini upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa meliputi pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Dalam pelaksanaan program PAUD di daerah terpencil merupakan salah satu perluasan layanan PAUD Ni dengan dibentuknya PAUD kelompok bermain “Zakiyah” di Dusun III Tumba Desa Rumbia Kecamatan Botumoito merupakan  salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal, yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati” sehingga dapat memberikan askes layanan pendidikan bagi anak usia dini yang ada di daerah terpencil di Kecamatan Botumoito. Karena pendidikan sejak dini merupakan salah satu kunci mengatasi keterpurukan bangsa, khususnya dalam menyiapakan sumber daya manusia yang handal nantinya.
BAB III
GAMBARAN UMUM PKBM “MELATI”

A.     Sejarah Singkat
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “Melati” Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo pertama kali terbentuk setelah dikeluarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo Nomor: 420/P Dan K Kab/146/I/2008 Tentang Pembentukan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM),  Izin Operasional Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo Nomor: 420/P Dan K Kab/153/I/2008, Akta Notaris yang bernomor 109 tanggal 30 Januari 2008, NILEM 75.1.01.4.1.0001dan e-mail melatipkbm@ymail.com beralamat di Desa Rumbia kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, Departemen Pendidikan Nasional untuk menginventarisasi program pendidikan nonformal, termasuk komponen-komponen yang ada didalamnya menjadi pendorong utama terbentuknya Pusat Kegiatan Belajar Masyatakat (PKBM) “Melati”, Program PNFI yang telah dilaksanakan dan dikembangkan adalah :
1)    Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 14 kelompok
2)    Pemberantasan Buta Aksara (KF) 41 kelompok
3)    Program Kesetaraan (paket A, dan paket B) 12 kelompok
4)    Kursus Wirausaha Desa ( KWD ) menjahit 1 kelompok
5)    Kursus Wirausaha Kota ( KWK ) keterampilan komputer 1 kelompok
6)    Life Skill pengolahan gula Aren 2 kelompok
7)    Taman Bacaan Masyarakat 2 kelompok
B.   Tugas Pokok Dan Fungsi
Dalam menyelenggarakan tugas-tugas organisasi, PKBM “Melati” mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam mengoptimalkan kinerja PKBM. Antara lain tugas pokok dan fungsi tersebut akan dijelaskan secara singkat berikut ini.
Tugas Pokok
Tugas pokok PKBM “Melati” adalah melakukan pembentukan dan pengembangan serta pengendalian mutu pelaksanaan program Pendidikan Nonformal dan Informal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
Fungsi
Fungsi PKBM “Melati” adalah memberikan wahana bagi warga masyarakat di Kecamatan Botumoito dalam memenuhi kebutuhan belajar berupa pengetahuan dan keterampilan yang bermakna bagi kehidupannya.
Tugas dan fungsi pengelola PKBM “Melati” :
-       Ketua PKBM “Melati” : Menyusun dan mendesain program,  bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan secara keseluruhan, menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dalam hal kemitraan, mengendalikan kelancaran program kegiatan,  mengadakan evaluasi dan memebuat laporan berkala.
-       Sekretaris: melaksanakan kebijakan penyelenggaraan organisasi, mengatur kelancaran administrasi dan laporan kegiatan, menyusun surat-menyurat, mengarsip surat menyurat, mendistribusikan surat-surat, dan mengamankan inventaris.
-       Bendahara: menerima dan membukukan keuangan, menyalurkan dana sesuai dengan kebutuhan, mengkonsultasikan pengeluaran dana, mengarsip tanda bukti keluar masuk uang, dan mengamankan uang kas.
-       Pengelola/penyelenggara program: penanggungjawab seluruh teknis pelaksanaan program, mengkoordinasikan, mengelola dana, dan pembina teknis pelaksanaan program.
-       Pengelola program: merencanakan program, merumuskan kebutuhan pelaksanaan program, mengendalikan mutu program, mengevaluasi pelaksanaan dan hasil program.
-       Mitra kerja: mencarikan peluang yang saling menguntungkan, menerima output program, dan membantu mencarikan dana usaha.
-       Tugas dan fungsi penanggungjawab program: bertanggungjawab terhadap keberhasilan program, mengevaluasi kegiatan, melaporkan hasil kegiatan, dan dan melaporkan pertanggungjawaban kepada pengelola program.
C.   Azas PKBM “Melati”
Azas PKBM “Melati” adalah kemanfaatan, kebermaknaan, kebersamaan, kemandirian, keselarasan, kebutuhan dan tolong-menolong didalam menyelenggarakan Program Pendidikan Non Formal dan Informal di Kecamatan Botumoito.

D.   Visi dan Misi PKBM “Melati”
Dalam mengoptimalkan kinerjanya PKBM “Melati” memiliki Visi, antara lain Visi tersebut adalah :
“Terwujudnya optimalisasi sistem penyelenggaraan pendidikan nonformal dan informal bagi masyarakat Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo secara variatif dan meluas“.
Selain itu untuk mencapai Visi PKBM “Melati” memiliki misi dalam mencapai visi tersebut, antara lain misi tersebut adalah
1.    Menyelenggarakan program PAUD NI  untuk masyarakat dengan efektif
2.    Meningkatkan pelayanan penyelenggaraan program PAUD NI di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
3.    Menciptakan masyarakat yang cerdas dan produktif dengan penyelenggaraan program-program PAUD NI yang proporsional dan akuntabel










BAB IV
MANAJEMEN PKBM “MELATI” PADA PENGELOLAAN PAUD “ZAKIYAH” DI DUSUN III TUMBA DESA RUMBIA KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO

PAUD merupakan usaha untuk mengembangkan kecerdasan jamak anak secara cepat dan pesat yang mempengaruhi kemampuan anak di tahap kehidupan selanjutnya, oleh sebab itu penanganan PAUD harus dilakukan secara cermat, terencana, dan menyeluruh. Dalam pelaksanaannya mempertimbangkan kebutuhan, karakteristik anak, potensi yang dimiliki anak, serta kondisi dan nilai lingkungan dimana anak berkembang.
Setiap bentuk layanan PAUD memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karenanya dalam rangka menetapkan bentuk layanan PAUD yang cocok untuk daerah tertentu harus disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik wilayah setempat.
Keberadaan PKBM “Melati” ditengah-tengah masyarakat tersebut memberikan nilai tambah bagi kelangsungan pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Karena kehadirannya bukan hanya sekedar memberikan layanan pendidikan anak usia dini tapi telah memberikan layanan pada program yang lainnya seperti :
1.    Program kesetaraan paket A dan paket B
2.    Pendidikan kecakapan hidup (PKH)
3.    Taman bacaan masyarakat (TBM)
Kehadiran PKBM “Melati” di Desa Rumbia paling tidak telah bisa memberikan layanan pendidikan anak usia dini di daerah terpencil merupakan wujud perluasan layanan PAUDNI di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo provinsi Gorontalo. Selain itu kehadiran PKBM “Melati” sangat penting karena dituntut oleh kondisi yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Rumbia. Kondisi tersebut antara lain :
a.    Lokasi daerahnya yang tergolong daerah terpencil sesuai dengan data desa terpencil yang ada di pemerintah Kabupaten Boalemo.
b.    Tingginya angka kemiskinan hingga mencapai 80% dari jumlah penduduk.
c.    Belum tersentunya bantuan dana penyelenggaraan Program PAUD NI pada penyelenggaraan PAUD di daerah terpencil kelompok bermain baik dari pemerintah Daerah dan Pusat.
d.    Terbatasnya sumber daya manusianya.
Berdasarkan fakta tersebut maka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “Melati” Kecamatan Botumoito berupaya menanggulangi sekaligus memberikan layanan program PAUD NI di bidang program PAUD di daerah terpencil.
Adapun manajemen pengelolaan program PAUD kelompok bermain  “Zakiyah” di Dusun III Tumba Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo dapat digambarkan sebagai berikut:


A.   Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan program PAUD  diawali survey kelokasi daerah terpencil di Dusun III Tumba Desa Rumbia oleh ketua PKBM “Melati”  yang didasarkan pada tugas dan tanggungjawab pada bidang pendidikan nonformal dan informal dalam hal membantu program pemerintah pada penyelenggaraan pendidikan untuk semua.
Dari hasil survei diperoleh bahwa di Dusun III Tumba Desa Rumbia layak untuk dibentuk program pendidikan anak usia dini khususnya kelompok bermain berdasarkan fakta bahwa anggka anak usia 2  sampai 6 tahun yang belum terlayani berjumlah 35 orang. Hal ini karena keberadaan lembaga PAUD  yang di Desa Rumbia sangat sulit dijangkau oleh masyarakat karena terhambat oleh faktor biaya dan jarak tempuh yang sangat jauh.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, ketua PKBM “Melati” berinisyatif untuk membentuk satu kelompok bermain di Dusun III Tumba Desa Rumbia dengan melaksanakan pertemuan pengurus PKBM dalam hal merencanakan pembentukannnya.
Hal-hal yang dibahas pada pertemuan itu adalah sebagai berikut :
1.         Mencari tempat yang layak untuk digunakan dalam penyelenggaraan program kelompok bermain di Dusun III Tumba Desa Rumbia.
2.         Membentuk pengelola Program PAUD di Desa Rumbia
3.         Mencari tenaga pendidik yang berasal dari daerah tersebut.
4.         Membicarakan sumber biaya yang akan digunakan dalam penyelenggaraan kelompok bermain.
5.         Membicarakan sarana dan prasarana penyelenggaraan program khususnya dalam pengadaan APE dalam maupun APE luar yang di  upayakan melalui partisipasi masyarakat.
6.         Menetapkan nama atau identitas kelompok bermain yang dibentuk.
B.   Pengorganisasian
Pada tahapan ini ketua PKBM “Melati” menerbitkan SK pengelola dan tenaga pendidik program PAUD kelompok bermain “Zakiyah”.
Adapun struktur organisasi yang terbentuk untuk program PAUD (kelompok bermain) di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo, lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur dibawah ini :
STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA PAUD “ZAKIYAH” DESA BOTUMOITO KECAMATAN BOTUMOITO
KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011













BENDAHARA

Djamaludin Ibrahim
 



PEMBIMBING/GURU PAUD

  1.  Astin Bakari
  2.  Yuyun Kamana

 

 













C.   Acutating
Secara umum masyarakat di Dusun III Tumba Desa Rumbia adalah tergolong masyarakat yang kurang mampu, disamping itu pula sangatlah sulit buat anak-anak mereka mendapatkan pendidikan  dikarenakan jaraknya terlalu jauh dari  lembaga paud yang telah ada di Desa Rumbia.
Pada tahapan acutating ketua PKBM “Melati” membagi tugas sesuai dengan dengan tugas dan fungsi masing-masing seperti pada struktur organisasi yang telah dibentuk.
Dalam penyelenggaraan program PAUD kelompok bermain “Zakiyah” di Dusun III Tumba Desa Rumbia Kecamatan Botumoito permasalahaan utama yang dihadapi adalah tentang pembiayaan penyelenggaraan program yaitu  transport dan honor pengelola dan tenaga pendidik, selain itu pengadaan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan program.
Untuk mengantisipasi masalah pembiayaan pengelolalaan PAUD ini PKBM “Melati” bersama-sama dengan pengelola program PAUD “Zakiyah” melakukan musyawarah dengan masyarakat dan orang tua peserta didik yang akhirnya memperoleh solusi atau jalan keluar yaitu biaya yang akan dipergunakan dalam penyelenggaraan PAUD ini, hasil partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik serta dari donator-donatur yang ada di Kecamatan Botumoito.
Dalam hal lokasi dan gedung pelaksanaan program PAUD ini disepakati oleh pengurus dan masyarakat serta pemerintah Desa Rumbia menempati atau menggunakan Gedung pertemuan Desa yang ada di Dusun III Tumba yang memiliki luas tanah 120 m2 dan gedungnya berukuran 8mX10m semi permanen.
Program PAUD kelompok bermain “Zakiyah” memiliki tenaga pendidik yang berlatar pendidikan SMA yang pastinya belum memiliki kompetensi atau disiplin ilmu yang memadai dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik atau guru paud, hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh pengelola PAUD dan pastinya harus dicari jalan keluar yang terbaik. Maka untuk mengatasi permasalahan ini para pendidik atau guru paud tersebut di magangkan pada lembaga paud yang telah memenuhi standar penyelenggaraan yaitu pada Paud Center yang ada di Kecamatan Tilamuta pusat kota kabupaten Boalemo. Prosess pemagangan dilakukan secara bergilir setiap seminggu dikirim seorang guru paud untuk menggikuti atau mengamati proses pembelajaran di PAUD CENTER  yang ada di Kecamatan Tilamuta.
Dalam hal penanggulangan APE dalam dan APE luar ketua PKBM “Melati” melakukan pendekatan individual dengan kerabat dan sahabat yang berada di Kota Gorontalo dari masyarakat  mampu dari segi ekonomi untuk memperoleh bantuan dalam bentuk mengumpulkan permainan-permain bekas yang tidak terpakai lagi oleh anak-anaknya tetapi masih layak di gunakan pada kelompok bermain “Zakiyah”.
Penyelenggaraan program PAUD kelompok bermain “Zakiyah” di Dusun III Tumba Desa Rumbia pengelolalannya tidak terlepas dari buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, 2011, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat  Jenderal Pendidikan anak Usia Dini, Non formal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh hasil yang baik atau setidaknya tidak tertinggal jauh dari lembaga-lembaga PAUD yang lainnya yang ada di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
D.   Controling
PKBM “Melati” dalam perluasan akses program PAUD NI pada program Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) daerah tertinggal kelompok bermain “Zakiyah” bagi masyarakat Desa Rumbia lebih optimal apabila dikendalikan secara efektif dan efisien. Pengawasan merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai sasaran program PKBM ini. Sehingga aspek-aspek penting dalam pelaksanaan monitoring, evaluasi dan supervisi adalah :
1.   Program dan proses penyelenggaraan
2.   Kemampuan penyelenggara program
3.   Pengelola Lembaga PKBM              
4.   Fasilitas
Menurut ( Schermerhorn, 2002 ) dalam http//:www.luluk.staff. gunadarma. ac.id hari minggu tanggal 20 Juni 2010 mengungkapkan bahwa Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results.
Sementara menurut Stoner, Freeman & Gilbert (1995) dalam  http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id hari minggu tanggal 20 Juni mengungkapkan bahwa  Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . the process of ensuring that actual activities conform the planned activities.
Dengan merujuk dari beberapa pendapat para ahli penulis dapat menyimpulkan bahwa segala program apabila dikontrol atau diawasi dengan baik dan serius akan memperoleh hasil yang diharapkan. Demikian pula dengan program PAUD daerah terpencil kelompok bermain “Zakiyah” di Dusun III Tumba Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati” yang bertepatan juga di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo, karena pengawasannya serius maka memperoleh hasil yang baik sesuai dengan perencanaa.
Maka program yang diselenggarakan PKBM ini jelaslah dalam lima bulan terakhir ini memperoleh hasil yang baik sesuai dengan rencana awal, para peserta didik yang terekrut pada PAUD kelompok bermain “Zakiyah” mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga masa keemasan (the golden age) tidak tersiasiakan atau terabaikan. Hal ini terwujud karena adanya perhatian dan kerjasama yang baik antara pengelola PKBM “Melati” dan pemerintah Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.

BAB V
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
Salah satu satuan pendidikan nonfomal yang menyelenggarakan program dan kegiatan pendidikan masyarakat adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Fakta empirik menunjukkan bahwa peran serta PKBM dalam penyelenggaraan program pendidikan nonformal cukup signifikan sehingga perlu ditumbuh kembangkan, dibina dan diberdayakan secara terus-menerus, agar dapat mengakses dan melaksanakan kegiatan secara efektif dan bermutu.
Dengan berbagai perannya dalam perluasan akses layana program PAUD NI Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “Melati” telah melaksanakan program PAUD di daerah terpencil kelompok bermain “Zakiyah” di Dusun III Tumba Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo, yang bertujuan :
1.    Memberikan Iayanan PAUD yang dapat menjangkau masyarakat Iuas hingga ke pelosok pedesaan.
2.    Memberikan wahana bermain yang mendidik bagi anak‑anak usia dini yang tidak terlayani PAUD Iainnya.
3.    Terpenuhi kebutuhan masyarakat di daerah terpencil dalam bentuk program PAUD kelompok bermain di Dusun III Tumba Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo, merupakan salah satu efektifitas lembaga PKBM “Melati” dalam perluasan akses layanan Program PAUD.  
B.       SARAN
Agar pelaksanaan program PAUD kelompok bermain “Zakiyah” di Dusun III Tumba Desa Rumbia Kecamatan Botumoito yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati”  ini berhasil secara efektif dan efisien maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan penyelenggaraan program, antara lain adalah :
1.      Perlunya perhatian yang serius dari pemerintah daerah dan pusat serta instansi terkait pada satuan pendidikan nonformal demi terselenggaraanya program PAUD NI dengan efektif .
2.      Sarana dan prasarana yang layak dan memenuhi syarat. Untuk mengimplementasikan sebuah disiplin ilmu senantiasa harus ditunjang oleh sarana dan prasaran. sehingga akan nampak hasil yang akan dicapai dalam program yang dimaksud.
3.      Adanya bantuan dana dan besarnya anggaran sangat menentukan berhasil tidaknya suatu program. Meski dikelola secara baik dan disampaikan oleh tenaga-tenaga ahli dibidangnya, namun jika tidak ditunjang oleh anggaran yang memadai, niscaya program tersebut masih belum maksimal hasil yang akan dicapai.





DAFTAR PUSTAKA

Diktori PKBM Indonesia, 2007, Menuju Masyarakat yang Cerdas Terampil
dan Propesional, Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Prajudi Atmosudirdjo, 1982, Administrasi dan Management Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Direktorat PTK-PNF, Ditjen, 2006-201, Rencana starategi, Jakarta.
Umar Husein,  2001, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Manajemen PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Manullang. M. 1983, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta
Dikutip di http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id diakses 20 Juni 2010
Stoner, Freeman & Gilbert (1995) dalam  http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id      diakses 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita



Tidak ada komentar:

Posting Komentar