Jumat, 13 Januari 2012

“MANAJEMEN PKBM “MELATI” BERBASIS WIRAUSAHA DIBIDANG PENGOLAHAN NIRA AREN BAGI MASYARAKAT DI DESA RUMBIA KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO”



“MANAJEMEN PKBM “MELATI” BERBASIS WIRAUSAHA DIBIDANG PENGOLAHAN NIRA AREN BAGI MASYARAKAT DI DESA RUMBIA KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO”
 



BAB I
PENDAHULUAN
             
A.       Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pelaksanaan pendidikan di Indonesia ditempuh melalui 3 jalur  yaitu : Jalur Pendidikan formal, Nonformal, dan Informal. Pendidikan Non Formal Informal merupakan bagian integral dari sistim pendidikan nasional yang  memiliki arti dan makna yang sama pentingnya dengan pendidikan sekolah, dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian arah yang dicapai dalam proses pendidikan luar sekolah, adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai tolok ukur dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Non Formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Dilihat dari aspek fungsinya Pendidikan Nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakt (PKBM) merupakan salah satu jenis pendidikan non formal yang merupakan suatu wadah yang menyediakan informasi dan kegiatan belajar sepanjang hayat bagi setiap warga masyarakat agar mereka lebih berdaya guna.
PKBM “Melati” adalah salah satu wadah PNFI yang ada di Kecamatan Botumoito yang mempunyai fungsi meningkatkan serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mencapai cita-cita Pendidikan Nasional. Sebagai suatu lembaga resmi PKBM “Melati” menyelenggarakan berbagai macam Program PNFI yang sangat berhubungan dengan komponen masyarakat di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo, disamping itu pula lembaga PKBM “Melati” telah menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk PKBM “Melati” berkarya, program yang dilaksanakan adalah dibidang Pengolahan nira Aren bagi masyarakat pembuat gula Aren yang terletak di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
 Program ini merupakan upaya nyata untuk mendidik dan melatih warga masyarakat di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito agar menguasai keterampilan Pengolahan nira Aren dari pengolahan tradisional turun temurun ke pengolahan praktis dan professional serta tepat guna, sesuai dengan potensi yang ada di Desa Rumbia. Karena aren merupakan salah satu sumber daya alam di daerah tropis yang distribusinya tersebar luas, sangat diperlukan dan mudah didapatkan untuk keperluan sehari-hari oleh masyarakat setempat sebagai sumber daya yang berkesinambungan. Aren [Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.] hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah Aren muda diolah menjadi kolang-kaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam batang untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan. Namun dalam Karya Nyata ini penulis lebih memfokuskan pada pengolahan nira Aren menjadi gula Aren.
Program ini terinovasi dari kegagalan-kegagalan ajuan Proposal Life Skill dibidang pembuatan gula Aren di Desa Rumbia sebanyak 2 kelompok oleh PKBM “Melati” ke Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo dan Dinas Pemuda dan Olah Raga Provinsi Gorontalo yang tidak terkaver pada pendanaan dana Block Grant mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, maka oleh itu PKBM tetap bertekad untuk dapat membantu masyarakat pembuat gula Aren di Desa Rumbia dengan tujuan membimbing masyarakat pembuat gula Aren agar pengelolaannya lebih professional dan berhasil guna serta lebih berorientasi pada wirausaha selain itu dapat menambah pendapatan masyarakat pembuat gula Aren juga dapat berdampak pada pengguna gula Aren untuk mengkonsumsi gula aren yang lebih higienis. Berdasarkan tujuan tersebut,  maka PKBM “Melati” berusaha membantu masyarakat pembuat gula Aren dengan berkarya di bidang PNFI walaupun belum di danai oleh pemerintah.
Menurut Data Potensi Desa (2010), masyarakat Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo terdiri dari 471 Kepala Keluarga (KK) dengan total jumlah penduduk sebanyak 1741 jiwa. Berdasarkan Data PKBM “Melati” untuk Desa Rumbia terdapat 85 orang yang memiliki mata pencaharian sampingan sebagai petani Aren. Lebih jelasnya persentase kelompok sasaran dalam bimbingan pengelolaan nira Aren menjadi gula Aren.
Grafik : 1
Data kelompok sasaran
4,9 %

95,1 %









Dengan adanya lembaga PKBM  ini diharapkan terlaksana visi Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif secara perlahan dapat tercapai khususnya bagi masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran program. Adapun yang menjadi sasaran program dibidang  Pengolahan nira Aren ini adalah peminat yang berjumlah 20 Orang dari kelompok sasaran sebanyak 85 orang.
Sebelum mengikuti Program dibidang  Pengolahan nira Aren ini peserta  masih menggunakan sistem manual atau sistem tradisional yang sifatnya turun temurun. Namun setelah mendapatkan bimbingan sistem pengolahan dari PKBM “Melati”, mereka lebih profesional dalam mengolah nira Aren menjadi gula Aren sehingga layak untuk diproduksi dan dipasarkan dilingkungan mereka maupun diluar daerah. Setiap bulan kelompok pengolahan nira aren yang dibentuk oleh PKBM “Melati” saat ini telah mampu memproduksi gula Aren rata-rata setiap peserta bulan 2350 buah yang sebelumnya hanya mampu berproduksi sebanyak 1400 buah dan telah dikepak dengan menggunakan bahan palastik yang siap jual. Sehingga dengan keterampilan yang mereka miliki dapat meningkatkan taraf perekonomian dan dapat dijadikan peluang berwirausaha dalam rangka meningkatkan penghasilan keluarga.
Berdasarkan  latar belakang masalah diatas maka Penulis tertarik mengambil judul Karya Nyata ini adalah  “MANAJEMEN PKBM “MELATI” BERBASIS WIRAUSAHA DIBIDANG PENGOLAHAN NIRA AREN BAGI MASYARAKAT PEMBUAT GULA AREN DI DESA RUMBIA KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO”


B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Karya Nyata ini adalah “Bagaimana Pengolahan nira Aren menjadi gula Aren yang lebih professional sehingga dapat membuka peluang wirausaha bagi masyarakat pembuat gula Aren yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati” di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo?”
C.    Manfaat dan Tujuan Program
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah agar  masyarakat di Desa Rumbia yang terakomodir dalam kelompok Program  dibidang Pengolahan nira Aren yang dilaksanakan oleh PKBM ”Melati” , setelah mengikuti program ini diharapkan peserta dapat mengolah nira Aren lebih profesional dan berkualitas sehingga mampu menjadi obyek untuk berwirausaha dan dapat berdampak pada penurunan angka penggangguran dan kemiskinan serta dapat menciptakan lapangan kerja di Kecamatan Botumoito khususnya di Desa Rumbia.
Adapun yang menjadi tujuan dari pada pelaksanaan program ini adalah dalam rangka untuk lebih meningkatkan kecakapan dan keahlian serta pengetahuan  mengolah nira Aren yang berkualitas dan berdaya saing sehingga mampu membuka peluang usaha yang berdaya guna dan berhasil guna.
Selain itu tujuan dari pada penulisan Karya Nyata ini adalah untuk memberikan gambaran singkat tentang  Pelaksanaan Program PKBM ”Melati” di  bidang Pengolahan nira Aren yang berbasis wirausaha di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito sehingga dapat membantu masyarakat lain yang memiliki potensi yang sama dalam memberdayakan potensi yang ada di desanya. Inilah salah satu program PKBM ”Melati” yang dilaksanakan untuk masyarakat Desa Rumbia, walaupun belum tersentuh dana bantuan Block Grant seperti harapan Pengelola PKBM ”Melati” dan masyarakat Desa Rumbia.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.       Pengertian
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen. Jadi manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Secara etimologi, management di Indonesia diterjemahkan sebagai manajemen berasal dari kata “manus” (tangan) dan “agere” (melakukan), yang setelah digabung menjadi kata “manage” (bahasa Inggris) berarti mengurus atau “managiere” (bahasa latin) yang berarti melatih.
F.W Taylor dalam bukunya Scientific Management, Harper and Brothers. New York, 1947 : The art management, is defined as knowing exactly what you want to do, and than seeing that they do it in the best and cheapest way. (Ilmu manajemen itu dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya akan anda kerjakan, selanjutnya mengkaji apakah sesuatu itu dikerjakan dengan cara terbaik serta mudah.
George Terry dalam bukunya Principles of Management, Richard Irwin., Homewood, Illinois, 19964. : Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objective by the of human being and other resources. (manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya.
Prof. Prajudi Atmosudirdjo. Administrasi dan Management Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, halaman 124 : manajemen merupakan pengendalian dan pemanfaatan dari semua faktor serta sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu.
Menurut Hasibuan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen pada dasarnya berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, pendidikan merupakan hal yang utama dalam kehidupan manusia. Dalam implementasinya pendidikan harus berlangsung seumur hidup dan menjadi hak bagi setiap warga Negara.
Pendidikan Nonformal sebagai salah satu jalur pendidikan pada Sistem Pendidikan Nasional dalam eksistensinya dituntut untuk senantiasa cepat dalam menanggapi dan memenuhi kebutuhan masyarakat  di bidang pendidikan yang tak bisa dipenuhi oleh pendidikan jalur sekolah.
Departemen Pendidikan Nasional untuk menginventarisasi Program Pendidikan Non Formal, termasuk komponen-komponen yang ada didalamnya menjadi pendorong utama terbentuknya Pusat Kegiatan Belajar Masyatakat (PKBM “Melati”), program PNFI yang dikembangkan adalah :
·         Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
·         Program Kesetaraan (paket A dan paket B)
·         Program KF, Buta Aksara
·         Kursus Wirausaha Perkotaan (KWK)
·         Kursus Wirausaha Pedesaan (KWD)
·         Life Skill
·         Taman Bacaan Masyarakat(TBM)
Dengan demikian hal-hal yang termasuk pada manajemen sebagaimana yang diungkapkan oleh G.R  Terry adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Sementara menurut Cahyono,1996:2 fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling dan fungsi operasional yang meliputi procurement, development, kompensasi, integrasi, maintenance, separation”. Lebih jelasnya unsur-unsur yang terdapat dalam manajemen akan diuraikan secara singkat berikut ini.
B.        Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan unsur penting dalam mengambil sebuah keputusan. Karena perencanaan merupakan proses mengembangkan dan memilih langkah langkah yang akan diambil untuk menghadapi masalah-masalah dalam organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini Pengelola  dan Pengurus PKBM “Melati” harus mampu mengambil keputusan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengelola PKBM harus memutuskan sasaran yang akan dicapai, menganalisis sumber daya yang dimiliki organisasi, bagaimana mengaplikasikannya dalam rangka mencapai sasaran tersebut. Dalam hal ini diperlukan sikap fleksibilitas di dalam menghadapi perubahan.
Dalam http://www.depkumham.go.id langkah langkah dalam Perencanaan secara garis besar terdapat empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah tersebut adalah :
1.   Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai lembaga PKBM “Melati”. Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat mengarahkan sumber agar lebih efektif.
2.   Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah ditetapkan , Pengelola PKBM “Melati” harus mengetahui dimana saat ini lembaga berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut , sumber daya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun jika lembaga  PKBM “Melati” telah mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di dalam lembaga PKBM “Melati” harus terdapat suasana kebersamaan dan kerjasama yang baik agar informasi mengalir dengan lancar terutama dari pengelola  dan statistik yang dimiliki.
3.   Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
Selanjutnya perlu diketahui faktor faktor, baik internal maupun eksternal , yang diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saat ini, dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi di masa datang. Betapapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang paling sulit dalam perencanaan.
4.   Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap paling baik, cocok dan memuaskan.
C.       Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Fungsi pengorganisasian dalam PKBM “Melati”adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Adapun kegiatan dalam fungsi pengorganisasian adalah mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan, menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab, kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tenaga kerja dan kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
D.       Penggerakan (Acutating)
Arti penggerakan menurut George R. Terry menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. Sementara menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo pengaktifan orang-orang sesuai dengan rencana dan pola organisasi yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut Prof. Dr. H. Arifin Abdurrachman, MPA
berpendapat bahwa penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja. Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA penggerakan (motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
E.        Pengawasan (Controlling)
Sondang P. Siagian (1984:135) mendefinisikan pengawasan "Sebagai proses dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya".
Selanjutnya Mochtar Effendy (1986:116) menjelaskan bahwa : "Control adalah seluruh kegiatan mulai dari penelitian, serta pengamatan yang diteliti terhadap berjalannya rencana, dengan menggunakan rencana yang ada serta standar yang ditentukan, serta memberikan dan mengoreksi penyimpangan rencana dan standar, standar peniraian terhadap hasil pekerjaan diperbandingkan (companson) dengan masukan (input) yang ada atau keluaran (out put) yang dihasilkan. George R. Terry berpendapat bahwa pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standard, apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menirai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut rencana, yaitu sesuai dengan standard.
Sementara Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa pengawasan adalah keseluruhan aktivitas dan tindakan untuk menjamin atau membuat agar semua pelaksanaan dan penyelenggaraan  berlangsung serta berhasil sesuai dengan yang telah direncanakan, diputuskan dan diperintahkan.
Seiring dengen pengertian tersebut diatas Prof. Dr. Arifin Abdurrachman
berpendapat bahwa pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sementara  Drs. M. Manulang juga berpendapat bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menentapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menirainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan rencana semua.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Sasaran Pengawasan dalam hal ini adalah :
1.   Bahwa melalui pengawasan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ditentukan sungguh-sungguh sesuai dengan pola yang telah digariskan dalam rencana
2.   Bahwa struktur serta hirarki organisasi sesuai dengan pola yang telah ditentukan dalam rencana
3.   Bahwa seseorang sungguh-sungguh ditempatkan sesuai dengan bakat, keahlian dan pendidikan serta pengalamannya dan bahwa usaha pengembangan keterampilan  bawahan dilaksanakan secara berencana, kontinu dan sistematis
4.   Bahwa penggunaan alat-alat diusahakan agar sehemat mungkin
5.   Bahwa sistem dan prosedur kerja tidak menyimpang dari garis-garis kebijakan yang telah tercermin dalam rencana
6.   Bahwa pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif dan rasional, dan tidak atas dasar personal likes and dislikeks,
7.   Bahwa tidak terdapat penyimpangan dan atau penyelewengan  dalam penggunaan kekuasaan, kedudukan, maupun dan terutama keuangan






F.        Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah tempat pembelajaran dan sumber informasi bagi masyarakat yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, berisi berbagai macam keterampilan fungsional yang berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi , sosial dan budaya.
Tujuan PKBM :
1.      Mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat  melalui Program Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI).
2.      Sebagai upaya memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya.
3.      Meningkatkan pelayanan masyarakat terutama dalam Pendidikan Non Formal dan Informal.
Sedangkan Tugas dan Fungsi PKBM :
1.      Menyusun program tahunan PKBM
2.      Mengadakan pendataan Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
3.      Mengadakan kegiatan pembelajaran seperti : PAKET A, B, C, Keaksaraan  Fungsional (KF), PAUD, KBU/ Life Skill, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Ketrampilan dan lain-lain.
Dalam rangka membangun sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi yang berkualitas, maka sangat perlu adanya pendidikan dan pelatihan serta kursus-kursus keterampilan bagi warga masyarakat  untuk memenuhi tuntutan global seiring meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dewasa ini, belajar merupakan bagian kehidupan manusia sehari-hari, jika tidak ingin tertinggal dari peradaban dunia yang terus berkembang pesat. Kemajuan teknologi telah banyak memberi kemudahan dalam memperoleh kesempatan belajar, dan kegiatan  belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, tanpa terikat ruang dan waktu.  Oleh karena itu tidak ada alasan untuk berhenti belajar hanya karena adanya keterbatasan yang dimiliki, apalagi dewasa ini upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa meliputi pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Kelompok yang dibentuk oleh PKBM “Melati” dibidang Pengolahan nira Aren sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal mempunyai kaitan yang erat dengan Program PKBM “Melati”. Selain memberikan kesempatan bagi masyarakat Desa Rumbia Kecamatan Botumoito untuk menjadi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannya dibidang Pengolahan nira Aren menjadi gula Aren secara lebih profesionaol dan bermutu lebih baik sehingga dapat menjadi peluang untuk berwirausaha.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “MELATI” Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo yang diberi wewenang serta tanggung jawab untuk menyelenggarakan  Pendidikan Non Formal dan Informal  berdasarkan kebutuhan masyarakat. Terkait hal tersebut diatas, PKBM telah melakukan identifikasi kebutuhan wilayah dan selanjutnya membentuk kelompok-kelompok  masyarakat berdasarkan tingkat kebutuhannya yang sinkron
1.   Tujuan Umum
Secara umum program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia bagi masyarakat yang kurang beruntung baik dari segi ekonomi maupun pendidikan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat sebagai bekal untuk dapat bekerja dan atau berusaha secara mandiri sesuai dengan potensi atau sumber daya lokal di daerah.
b.      Memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat agar memiliki profesi yang berkompetensi untuk diperlukan dalam dunia usaha sesuai dengan jenis keterampilan yang diminati sehingga mampu merebut peluang usaha dengan penghasilan yang wajar atau mampu menciptakan lapangan kerja secara mandiri dan bertekhnologi tinggi.
c.       Melatih kerja dan berusaha secara berkelompok.
d.      Memberdayakan sumber daya masyarakat melalui usaha-usaha produktif.
e.       Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan berusaha.
f.       Membangkitkan semangat bekerja keras dan berwirausaha.
g.      Salah satu upaya mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran bagi masyarakat .
h.      Memanfaatkan peluang terhadap kebijakan program daerah dan pusat.
G.    Kewirausahaan
Program PKBM “Melati” yang diberikan kepada warga peserta program  ini adalah membekali para peserta untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru memasarkannya serta mengatur permodalan.
Namun demikian perlu bagi kita untuk mengetahui lebih mendalam mengenai apa itu kewirausahaan. Suparman Sumahamidjaya (1981 : 157). Memberi batasan kewirausahaan adalah orang yang melakukan kegiatan mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan memberikan hasil yang produktif. Dari pengertian tersebut diatas maka ada kalimat yang perlu digaris bawahi yakni kalimat mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan memberikan hasil yang produktif. Kalimat tersebut diartikan bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang mampu memadukan alam, tenaga kerja, modal serta keahlian, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kepentingan orang banyak.
Hal tersebut nampaknya sama dengan pendapat Shumpeter, yang dikutip oleh Buchari Alma (1999 : 12) bahwa Kewirausahaan adalah orang yang unik berpembawaan, pengambil resiko, memperkenalkan produk produk inovative dan tehnologi baru kedalam perekonomian. Ada baiknya kita simak pendapat Yean Baptist Say yang dikutip oleh Buchari Alma (1999 : 13) yang pada dasarnya kewirausahaan mengarah kepada keberhasilan dalam menggabungkan antara produksi, perlengkapan manajemen yang kontinyu dan selain itu juga sebagai penanggung resiko. Mengingat bahwa kewirausahaan yang mempunyai arah kepada keberhasilan dan atas dasar teori keberhasilan yang dikemukakan oleh Mc. Chelland dalam bukunya The Achieving Society (1961) yang dikutip oleh Buchari Alma (1999 : 13) diantaranya mengatakan bahwa dorongan untuk mencapai keberhasilan motif yang penting sekali, bukan saja untuk menentukan keberhasilan seseorang, namun juga keberhasilan suatu bangsa dalam melakukan pembangunan.

BAB III
PROFIL PKBM “MELATI”

A.       Sejarah Singkat
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM “MELATI”) Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo pertama kali terbentuk setelah dikeluarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo Nomor: 420/P Dan K Kab/146/I/2008 Tentang Pembentukan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM), dan Izin Operasional Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo Nomor : 420/P Dan K Kab/153/I/2008 sebagai Pengelola Program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Di Wilayah Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Tahun 2008, serta Akta Notaris yang bernomor 109 tanggal 30 Januari 2008.
Pada awalnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM “Melati” berada di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito yang berjarak kurang lebih 7 km dari  Ibu Kota  Kabupaten Boalemo (Tilamuta), tetapi  sekarang dari tanggal 01 April 2009 sekretariatnya berlokasi di Desa Patoameme Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo yang berjarak kurang lebih 3 km dari Ibu Kota Kabupaten Boalemo (Tilamuta).
Keterlibatan masyarakat dalam proses pendidikan secara tidak langsung akan memberikan keleluasaan bagi masyarakat dalam menentukan masa depannya, sehingga masyarakat menjadi semakin mandiri. Masyarakat merupakan sumber insprirasi, kreatifitas dan ilmu yang tidak pernah kering. Masyarakat dengan segala dinamikanya terus berubah dan berkembang setiap saat. Bentuk konkrit dapat terlihat dari lahirnya kesadaran bahwa masyarakat merupakan suatu potensi besar yang mampu untuk membangun dirinya sendiri, disinirah perlunya satu lembaga yang bisa memberikan wahana bagi warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan belajar berupa pengetahuan dan keterampilan yang bermakna bagi kehidupan mereka, karena pada dasarnya segala bentuk kegiatan belajar masyarakat dapat dilakukan di PKBM.
Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, Departemen Pendidikan Nasional untuk menginventarisasi program pendidikan nonformal, termasuk komponen-komponen yang ada didalamnya menjadi pendorong utama terbentuknya Pusat Kegiatan Belajar Masyatakat (PKBM “Melati”), Program PNFI yang telah dilaksanakan dan dikembangkan oleh PKBM ‘ MELATI” adalah :
·            Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 10 kelompok
·            Pemberantasan Buta Aksara (KF) 41 kelompok
·            Program Kesetaraan (paket A, dan paket B) 15 kelompok
·            Kursus Wirausaha Desa ( KWD ) menjahit 1 kelompok
·            Kursus Wirausaha Kota ( KWK ) keterampilan computer 1 kelompok
·            Life Skill pengolahan gula aren 1 kelompok
·            Taman Bacaan Masyarakat 2 kelompok
B.     Tugas Pokok Dan Fungsi
Dalam menyelenggarakan tugas-tugas organisasi, PKBM “MELATI” mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam mengoptimalkan kinerja PKBM. Antara lain tugas pokok dan fungsi tersebut akan dijelaskan secara singkat berikut ini.
Tugas Pokok
Tugas pokok PKBM “Melati” adalah melakukan pembentukan dan pengembangan serta pengendalian mutu pelaksanaan program Pendidikan Nonformal dan Informal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
Fungsi
Fungsi PKBM “Melati” adalah memberikan wahana bagi warga masyarakat di Kecamatan Botumoito dalam memenuhi kebutuhan belajar berupa pengetahuan dan keterampilan yang bermakna bagi kehidupannya.
C.    Azas PKBM
Azas PKBM “Melati” adalah Kemanfaatan, kebermaknaan, kebersamaan, kemandirian, keselarasan, kebutuhan dan tolong-menolong didalam menyelenggarakan Program Pendidikan Non Formal dan Informal di Kecamatan Botumoito.
D.    Konsep Dasar PKBM
Konsep Dasar PKBM “Melati” adalah Dari, oleh, dan untuk masyarakat.
E.     Visi dan Misi PKBM “Melati”
Dalam mengoptimalkan kinerjanya PKBM “Melati” memiliki Visi, antara lain Visi tersebut adalah :
“Terwujudnya Optimalisasi Sistem Pemyelenggaraan Pendidikan Nonformal dan Informal Bagi Masyarakat Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Secara Variatif Dan Meluas“.
Selain itu untuk mencapai Visi PKBM “Melati” memiliki Misi dalam mencapai Visi tersebut. Antara lain Misi tersebut adalah
1.      Menyelenggarakan Program PNFI untuk masyarakat dengan efektif
2.      Meningkatkan Pelayanan Penyelenggaraan Program PNFI di Kecamatan Botumoito
3.      Menciptakan masyarakat yang cerdas dan produktif dengan penyelenggaran program-program PNFI yang proporsional dan akuntabel
F.     Orentasi PKBM “Melati”
Pemberdayaan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya.







BAB IV
HASIL PENYELENGGARAAN  PROGRAM

Aren merupakan tumbuhan dari suku Palmae yang potensial dan dapat tumbuh didaerah Tropis. Sesungguhnya tanaman Aren sudah sangat lama dikenal di Indonesia bahkan ditingkat dunia.  Tumbuhan ini sangat bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia. Karena setiap jenis yang ada pada tumbuhan ini akan memberikan hasil yang sangat bermanfaat bagi manusia yang membutuhkannya.  Menurut Anonim (2005) aren ternyata dapat menghasilkan 60 jenis produk bernirai ekonomi dan berpotensi ekspor, diantaranya yaitu aren sebagai sumber gula, pensuplai energi dan berfungsi dalam pelestarian lingkungan hidup. Sehingga tidak salah program yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati”  dibidang Pengelolaan Nira Aren bagi masyarakat pembuat gula Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo adalah termaksud salah satu program PNFI yang dilaksanakan di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
Keberadaan PKBM “MELATI” ditengah-tengah masyarakat tersebut memberikan nilai tambah bagi kelangsungan pengembangan pengolahan nira Aren di Desa Rumbia Kabupaten Boalemo tersebut. Karena kehadirannya bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan tentang pengelolaan nira Aren tetapi lebih jauh lagi untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran dan membantu masyarakat kecil untuk dapat berwirausaha dengan baik. Selain itu wilayah dan potensi alam yang ada di Desa Rumbia sangat mendukung terlaksananya program ini. Karena bahan baku untuk pengolahan nira Aren banyak tumbuh di desa tersebut. Pembuatan gula Aren di Desa Rumbia telah lama dijalankan oleh masyarakat dengan menggunakan cara tradisional yang sudah turun temurun. Meskipun dengan cara yang sangat tradisional namun usaha ini mampu memberikan prospek yang baik pada masyarakat dalam megelola hasil kekayaan alam ini.
Kehadiran PKBM “Melati” di Desa Rumbia paling tidak bisa memberikan pengetahuan tentang tata cara pembuatan gula aren secara lebih modern dan professional dari cara lama yang telah mereka pakai selama ini. Sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat pembuat gula aren dan mengubah pola lama dengan metode pembuatan yang sangat praktis namun mempuyai nilai tambah dalam memasarkan hasil produksinya. Selain itu kehadiran PKBM “Melati” di Desa Rumbia sangat penting karena dituntut oleh kondisi yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Rumbia. Kondisi tersebut antara lain :
a.       Membludak angka pengangguran dan kemiskinan
b.      Masih adanya anak putus sekolah dan lulusan sekolah tapi tidak melanjutkan pendidikan selanjutnya serta tidak terserap didunia kerja
c.       Belum tersentunya bantuan dana penyelenggaraan Program PNFI khususnya program LIFE SKILL dari pemerintah Daerah dan Pusat
d.      Kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
e.       Jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia
f.       Terbatasnya sumber daya untuk mengolah potensi alam.
Berdasarkan fakta tersebut maka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat             ( PKBM) “Melati” Kecamatan Botumoito berupaya menanggulangi sekaligus mengurangi pengangguran dan kemiskinan dengan  menyelenggarakan Program Pendidikan Non Formal yang berbasis Wirausaha melalui program dibidang Pengolahan Nira Aren bagi masyarakat Pembuat Gula Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo walaupun belum tersentuh dana bantuan tetapi PKBM berusaha agar dapat menjalankan program tersebut dengan baik sebagai wujud parsitipatif PKBM “Melati” pada masyarakat.
Keterampilan Pengolahan nira Aren memberikan peluang berwirausaha yang baik untuk waktu sekarang maupun waktu yang akan datang. Program dalam bidang cara pengolahan nira Aren yang dilaksanakan oleh PKBM ”Melati” memberikan harapan dan masa depan yang menjanjikan bila dikelola dengan baik dan benar. Selain itu pengolahan nira Aren bagi masyarakat pembuatan gula Aren sangat cocok dilaksanakan di Desa Rumbia oleh karena :
a.       Kegiatan keterampilan pembuatan gula Aren telah dilaksanakan oleh masyarakat sudah sejak dahulu secara turun temurun.
b.      Potensi geografi, budaya, sumber ekonomi sangat mendukung peluang usaha dibidang keterampilan pembuatan gula aren.
Bidang pengelolaan nira Aren sangat relevan dengan kondisi geografis Desa Rumbia. Sementara peserta didik yang di syaratkan dalam program ini sebagaimana yang diamanatkan dalam Buku Pedoman Block Grant 2010 KWD. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan NonFormal dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan adalah :
-          Masyarakat usia 18 s/d 45 tahun perempuan / laki-laki yang belum memiliki pekerjaan tetap dan tidak bersekolah pada Pendidikan Formal
-          Latar belakang sosial ekonomi yang kurang mampu
-          Memiliki kemauan untuk belajar dan bekerja
Adapun cara merekrut calon peserta didik sebagaimana petunjuk Buku Pedoman Block Grant 2010 KWD. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan NonFormal dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan adalah :
1.       Mengidentifikasi calon peserta didik
2.       Melaksanakan Sosialisasi program dengan Aparat Pemerintah Desa dan masyarakat khususnya masyarakat pembuat gula Aren
Secara  singkat Program Bidang Pengolahan Nira Aren bagi masyarakat pembuat gula Aren dapat dianalisis dengan menggunakan manajemen PKBM, antara lain dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
A.    Perencanaan (Planning)
Sebelum melaksanakan suatu program langkah yang pertama yang harus dilakukan adalah perencanaan program. Perencanaan program dalam hal ini adalah menetapkan segala sesuatu yang erat hubungannya dengan program yang akan dijalankan. PKBM “Melati”  dalam menyelenggarakan program khususnya dalam bidang pengelolaan nira Aren menetapkan beberapa hal sehubungan dengan perencanaan program kegiatan. Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan kegiatan antara lain sebagai berikut :
1.      Penetapan Tim Pengelola atau Panitia Pelaksana Program Pengolahan Nira Aren menjadi Gula Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
2.      Penetapan jenis kompetensi berusaha
Penetapan jenis kompetensi dilakukan dengan cara :
a.   Mengidentifikasi potensi wilayah sasaran, dengan tujuan untuk menggali sumber daya yang dapat dikembangkan menjadi peluang usaha, ditandai dengan diperolehnya jenis usaha yang dibutuhkan, mudah dilakukan, dan menguntungkan.
b.   Menetapkan jenis usaha yang akan dilaksanakan
3.   Menetapkan tim ahli
a.   Melakukan identifikasi tim ahli.
b.   Mengajukan/menunjuk  kesediaan menjadi tim ahli
c.   Menetapkan tim ahli
Guna memperoleh hasil yang mendukung kualitas bimbingan maka  diupayakan rekrutmen tim ahli adalah yang mempunyai kompotensi dan pengalaman dibidang  yang dilaksanakan.
Tim ahli yang memperkuat penyelenggara  program ini memiliki keinginan yang besar serta latar belakang pendidikan dibidang program yang akan diselenggarakan, juga mempunyai pengalaman dalam ketrampilan khusus yang diprogramkan. Adapun jumlah instruktur dalam program ini sebanyak 3(tiga) orang.
4.   Rekruitmen kelompok peserta program
a.   Melakukan Sosialisasi program.
Sosilalisasi program kepada masyarakat atau calon peserta kelompok. Materi yang disosialisasikan berkenaan dengan jenis program, tujuan program, dan pelaksanaan program. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara mengadakan sosialisasi langsung di masyarakat.
b.   Rekruitmen kelompok peserta program.
Rekruitmen dilakukan dengan cara:
1)    Pendaftaran calon peserta kelompok program ,
2)    Seleksi peserta kelompok program
5.      Menetapkan peserta kelompok program.
6.      Fasilitas
Fasilitas yang dimanfaatkan dalam pembinaan pengelolaan nira Aren menjadi gula Aren adalah sebuah bagunan sederhana yang tradisional (pondok), 1 (satu) buah meja panjang, 1 (satu) buah papan tulis serta sarana penunjang lainnya yang dapat menunjang proses pembelajaran baik secara teori maupun praktek seperti perlengkapan keselamatan kerja.
7.      Tempat pelaksanaan
Proses pembinaan pengelolaan nira aren baik teori mapun praktek dilaksanakan dilokasi pengolahan nira Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
8.      Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pembinaan pengelolaan nira Aren bagi pengrajin gula Aren selama 100 hari.

B.     Organizing
Sebuah organisasi adalah pola hubungan banyak hubungan yang saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapai sasaran bersama. Setelah melalui perencanaan maka langkah selanjutnya dalam menjalankan program  adalah mengorganisir seluruh perangkat atau mengorganisir semua hal – hal yang ada hubungannya dengan pengolahan nira Aren. Terutama yang harus diorganisir adalah masyarakat pembuat gula Aren yang bertanggung jawab pada pembelajaran dan pembinaan dalam pengolahan nira Aren tersebut, seperti penyelenggara dan tim ahli yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan tadi. Penyelenggara maupun tim ahli yang akan menjadi penentu berhasil tidaknya program ini harus benar-benar paham akan tujuan dan sasaran dilaksanakan program dibidang pengolahan nira Aren.
Menurut G. R Terry : Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan antar manusia sebagai akibat organisasi. Sementara menurut Koontz & O’Donnel Fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan penggolongan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk tujuan perusahaan, pengelompokkan kegiatan tersebut ke dalam suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer, serta melimpahkan wewenang untuk melakukannya.
Sehingga peranan manajemen khusus fungsi pengorganisasian benar-benar diterapkan demi suksesnya Program PKBM “Melati” dibidang Pengolahan Nira Aren bagi masyarakat pembuat gula Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
C.    Acutating
Secara umum pengrajin gula Aren  khususnya yang termasuk dalam kelompok bimbingan PKBM “MELATI” di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dalam menyadap nira Aren dilakukan secara sendiri. Dalam menyadap nira aren tersebut rata-rata setiap anggota menyadap 1 (satu) pohon dengan hasil nira Aren setiap pohon menghasilkan 5 liter nira Aren dalam sehari. Dan untuk menghasilkan 1 (satu) batok gula aren diperlukan nira Aren sebanyak 4 (empat) liter nira Aren.
Untuk memperoleh nira Aren yang berkualitas tinggi tentunya sangat tergantung pada nira Aren yang diproses. Menurut Joseph at al (1994), nira yang disadap pada sore hari, tetapi tidak berpengaruh nyata pada sukrosa yang disadap pada pagi hari. Nira yang digunakan sebagai bahan baku gula sebaiknya berkadar sukrosa diatas 12%.
Sebelum bercerita jauh tentang pengelolaan nira Aren menjadi gula Aren terlebih dahulu akan dibahas persiapan-persiapan dalam menyadap nira Aren. Untuk menyadap nira Aren sebaiknya menggunakan pisau yang higienis. Menurut Dachlan (1984) dalam Kusuma (1992) pisau sadap sebaiknya dibersihkan dengan air bersih dan dibilas dengan air panas, kemudian dikeringkan baru disimpan. Sehingga higienis dari pisau tersebut dapat dijamin tidak ada kuman yang melekat pada pisau tersebut. Apabila pisau tersebut tidak higienis akan mengakibatkan kerusakan nira yang menyebabkan nira menjadi asam, berbuih putih dan berlendir sehingga menghasilkan gula berwarna coklat kehitaman, lembek atau lunak sampai tidak dapat dicetak.
Selanjutnya disamping pisau yang higienis perlunya alat pengaman ujung sadapan (APUS).  Fungsi APUS (Alat Pengaman Ujung Sadapan) dalam hal ini sebagaimana yang diungkapkan Dian Kusumanto dalam http://kebunaren.blogspot.com hari minggu, tanggal 20 Juni 2010 pukul 12;45 wita adalah
1.  Melindungi ujung sadapan dari kontaminasi hewan/ serangga/ angin/ udara
      kotor/ bakteri/ jamur/ air hujan/ air tetesan / air embun/ cahaya langsung.
2.  Sebagai corong penghubung dengan selang (pipa plastik)  penyalur nira pada
      jaringan pipanisasi nira yang kuat/ aman.
3.  Memungkinkan untuk lebih efisien karena tidak ada nira yang terbuang
     percuma.
4.   Berpotensi untuk lebih memperpanjang masa penyadapan setiap tandan
Lebih jelasnya APUS (Alat Pengaman Ujung Sadapan) dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar :
Pipa Plastik
APUS (Alat Pengaman Ujung Sadapan

APUS
Tandan Bunga
Batang Pohon Aren
ALAT PENGAMAN UJUNG SADAPAN
APUS  (Alat Pengaman Ujung Sadapan)














Selain urian diatas hal yang sangat penting disiapkan dalam mengelola nira Aren menjadi gula Aren adalah perlengkapan keselamatan kerja, seperti sepatu boots, celemek, handskun dan kotak P3K. Hal ini untuk mengantisipasi jika ada kecelakaan serta menghindari terjadinya kecelakaan dalam proses pekerjaan. Sebagaimana yang dikutip di http://safety4abipraya.wordpress.com hari minggu tanggal 20 Juni 2010 pukul 12.00 wita menyatakan bahwa konsep pencegahan kecelakaan dapat menggunakan pendekatan 4-E antara lain adalah :
1. EDUCATION
Tenaga Kerja harus mendapatkan bekal pendidikan & Pelatihan dalam usaha pencegahan Kecelakaan. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diberikan secara berjenjang dan berkesinambungan sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
2. ENGINEERING
Rekayasa dan Riset dalam bidang Teknologi dan Keteknikan dapat dilakukan untuk mencegah suatu kecelakaan
3. ENFORCEMENT
Penegakan Peraturan K3 dan pembinaan berupa pemberian sanksi harus dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar peraturan K3  (penerapannya harus konsisten dan konsekwen)
4. EMERGENCY RESPONS
Setiap karyawan atau orang lain yang memasuki tempat kerja yang memiliki potensi bahaya besar harus memahami langkah-langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat.
Menurut AKHMAD SUDRAJAT dalam  http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/ hari minggu tanggal 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita mengungkapkan bahwa:
Social Learning menurut Albert BanduraTeori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).
Demikian juga Teori Belajar Kognitif menurut Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
 Dalam hal pembimbingan pembelajaran para tim ahli langsung memberikan metode dan teknik pada peserta di lokasi program setelah itu para peserta langsung melaksanakannya dalam praktek pengolahan nira aren.
Setelah persiapan-persiapan diatas telah berjalan secara sempurna maka langkah selanjutnya adalah pengolahan nira Aren menjadi gula Aren. Secara singkat deskripisnya sebagai berikut:
Langkah pertama yang harus dilaksanakan adalah penentuan pohon Aren yang akan menjadi sasaran untuk diambil nilanya, kemudian melakukan kegiatan  meninggur atau dalam bahasa Gorontalo Koko’o (memukul-mukul lengan aren setiap pagi selama 21 hari dimana harus dilakukan lembut dan penuh kehati-hatian sebelum pengambilan nira Aren, agar nantinya menghasilkan nira yang banyak, setelah masa meninggur selesai maka akan masuk pada tahapan  memasang segala perlengkapan keselamatan kerja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh kelompok pengolah nira Aren, mempersiapkan pisau yang baik dan higienis untuk mengiris/melukai tandan bunga pohon Aren setelah pengirisan maka selanjutnya adalah kita memasang Alat Pengaman Ujung Sadapan (APUS) pada pohon Aren sesuai dengan mekanisme yang telah disebutkan diatas. Setelah alat tersebut terpasang dengan baik dihubungkan pipa/selang ketempat penampungan pertama nira Aren (Gelong). Waktu penampungan tersebut memanfaatkan waktu selama 15 jam untuk memenuhi gelong penampungan nira Aren, untuk selanjutnya menggantikan dengan gelong yang baru lagi. Kemudian masuklah pada fase penyaringan dengan menggunakan sabut kelapa supaya nira Aren saat dimasak akan menjadi berwarna Setelah tiba waktu yang telah ditetapkan, maka nira Aren dimaksud dimasukkan pada wajan/tempat memasak nira Aren menjadi gula Aren. Dan waktu yang digunakan untuk mengubah nira Aren menjadi gula Aren tersebut selama 3-4 Jam. Untuk bisa meyakinkan bahwa gula Aren telah selesai dimasak nira Aren tersebut sudah berubah yang semula cair, kini sudah mengental. Setelah itu hasilnya dituangkan pada tatakan yang terbuat dari batok kelapa (tempurung) yang telah dibelah dua, dapat juga langsung di tuang ke sak plastik untuk pesanan yang ukuran kilogram. Setelah diisi pada tatakan tersebut, tunggulah beberapa saat sampai tatakan tersebut dingin.
Selanjuntya langkah yang berikut adalah pengepakan atau packing. Packing dalam hal ini menggunakan plastik kaca berukutan 15 cm agar sterilisasi gula Aren senantiasa tetap terjamin. Sengaja dalam packing ini menggunakan bahan plastik karena bahan tersebut mudah didapat serta sangat ekonomis dalam mengembangkan wirausaha pembuatan gula Aren dan dapat menarik pembeli karna hasilnya bersih dan sehat untuk di konsumsi.
Setelah langkah pengepakan selesai maka langkah yang terakhir dalam proses pembuatan gula Aren adalah pendistribusian atau lebih yang dikenal dengan pemasaran. Meskipun dalam jumlah yang tidak terlalu besar namun mampu memberikan income pendapatan masyarakat Desa Rumbia khususnya bagi peserta/pengrajin gula aren yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati”.   
D.    Controling
Program  PKBM “Melati” bidang pengolahan nira Aren bagi masyarakat pembuat gula Aren lebih optimal apabila dikendalikan secara efektif dan efisien. Pengawasan merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai sasaran program PKBM ini. Sehingga aspek-aspek penting dalam pelaksanaan monitoring, evaluasi dan supervisi adalah :
1.   Program dan proses pengelolaan
2.   Kemampuan panitia penyelenggara
3.   Tim ahli            
4.   Fasilitas
Menurut ( Schermerhorn, 2002 ) dalam http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id hari minggu tanggal 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita mengungkapkan bahwa Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results.
Sementara menurut Stoner, Freeman & Gilbert (1995) dalam  http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id hari minggu tanggal 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita mengungkapkan bahwa  Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . the process of ensuring that actual activities conform the planned activities.


BAB V
PENUTUP

A.          KESIMPULAN
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan tempat pembelajaran dan sumber informasi bagi masyarakat yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, berisi berbagai jenis keteramapilan fungsional yang berorientsai pada pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Program yang dilaksanakan dibidang Pengolahan Nira Aren merupakan salah satu program PKBM “Melati” yang bertujuan meningkatkan taraf pendapatan masyarakat Rumbia khususnya pada masyarakat pembuat gula aren yang ada di desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Sehingga masyarakat lebih professional dalam mengelola potensi daya alam yang berada di Desa Rumbia. Hal ini merupakan bentuk parsitipstif pengelola PKBM “Melati” karena program yang dilaksanakan ini belum tersentuh bantuan dana seperti yang diharapkan oleh PKBM dan masyarakat Rumbia kecamatan Botumoito.
Dengan potensi yang ada dan hadirnya PKBM “Melati”, masyarakat di Desa Rumbia dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi sarana wirausaha, hal ini merupakan suatu wujud kepedulian PKBM dalam meningkatkan income perkapita masyarakat Desa Rumbia.
Pola pengolahan nira Aren dari cara lama ke cara yang lebih modern nampak pada proses penimparan gula Aren yang sebelumnya menggunakan bambu kini menggunakan alat pengaman ujung sadapan (APUS) dan selang pipa yang langsung kepenampungan (Gelong) di bawah pohon Aren, penggunaan pisau yang harus higenis selain itu perbedaannya nampak pada proses pengepakan yang semula menggunakan woka jenis tumbuhan yang tumbuh liar di hutan, saat ini sudah menggunakan bahan dari plastik  dan penggunaan bahan plastik lebih menjamin kehigenisan gula aren. Selanjutnya perbedaan lain nampak pada  tingkat keselamatan pembuat gula Aren. Kalau pola lama pembuat gula Aren tidak menggunakan peralatan keselamatan, tapi pada cara yang diterapkan oleh PKBM “Melati” para pengrajinnya senantiasa mengutamakan keselamatan dengan menggunakan peralatan pengamanan.
Dengan hasil produk yang baik menentukan juga pada hasil jual dari pada gula aren yang telah dilaksanakan oleh PKBM “Melati” karena dapat dilihat dari perbandingan pendapatan masyarakat pembuat gula aren yang belum terserap dalam program PKBM ini.

B.           SARAN
Agar pelaksanaan program yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati”  dibidang pengolahan nira Aren bagi masyarakat pembuat gula Aren di desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorntalo ini berhasil secara efektif dan efisien maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, antara lain adalah :
1.         Perlunya tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam pengolahan nira Aren, keahlian yang dimaksud dalam hal ini bukan saja keahlian dalam membuat dan mengolah nira Aren menjadi gula Aren, tapi keahlian dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen, sehingga bukan hanya kepandaian dalam membuat gula Aren yang didapat oleh warga peserta program tetapi kemampuan mengelola usahanya.
2.         Sarana dan prasarana yang layak dan memenuhi syarat. Untuk mengimplementasikan sebuah disiplin ilmu senantiasa harus ditunjang oleh sarana dan prasaran. Peserta  harus memiliki peralatan dan perlengkapan dalam mempraktekkan hasil pembelajarannya dalam pengolahan nira Aren, sehingga akan nampak hasil yang akan dicapai dalam program yang dimaksud.
3.         Adanya bantuan dana dan besarnya anggaran sangat menentukan berhasil tidaknya suatu program. Meski dikelola secara baik dan disampaikan oleh tenaga-tenaga ahli dibidangnya, namun jika tidak ditunjang oleh anggaran yang memadai, niscaya program tersebut masih diragukan keberhasilannya.


            DAFTAR PUSTAKA
Diktori PKBM Indonesia, 2007, Menuju Masyarakat yang Cerdas Terampil
dan Propesional, Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Prajudi Atmosudirdjo, 1982, Administrasi dan Management Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Direktorat PTK-PNF, Ditjen, 2006-201, Rencana starategi, Jakarta.

Umar Husein,  2001, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Manajemen PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Manullang. M. 1983, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta

Sudrajat Ahmad, 2008 dalam  http://akhmadsudrajat.wordpress.com,  diakses,   20 Juni 2010

Dian Kusumanto dalam http://kebunaren.blogspot.com  diakses, 20 Juni 2010

Dikutip di http://safety4abipraya.wordpress.com  20 Juni 2010 
Dikutip di http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id diakses 20 Juni 2010
Stoner, Freeman & Gilbert (1995) dalam  http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id      diakses 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita









Desa Rumbia
Kec. Botumoito






















Peta Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo



                                                                                          










     Sekretariat PKBM “Melati” Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo
Pohon Aren yang siap ditipar/ambil niranya

              
Tempat memasak nira Aren
Proses memasak nira Aren
Nira Aren yang telah menjadi gula Aren siap di cetak


Gula Aren yang telah dikepak dalam kemasan plastic

Kemasan yang siap dijual/pasarkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar