“MANAJEMEN PKBM “MELATI” BERBASIS
WIRAUSAHA DIBIDANG PENGOLAHAN NIRA AREN BAGI MASYARAKAT DI DESA RUMBIA
KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No 20
Tahun 2003 menjelaskan bahwa pelaksanaan pendidikan di Indonesia ditempuh
melalui 3 jalur yaitu : Jalur Pendidikan
formal, Nonformal, dan Informal. Pendidikan Non Formal Informal merupakan bagian
integral dari sistim pendidikan nasional yang memiliki arti dan makna yang sama pentingnya
dengan pendidikan sekolah, dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan
demikian arah yang dicapai dalam proses pendidikan luar sekolah, adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai tolok ukur dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Non Formal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Dilihat dari aspek fungsinya
Pendidikan Nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian professional.
Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakt (PKBM) merupakan salah satu jenis pendidikan non formal yang
merupakan suatu wadah yang menyediakan informasi dan kegiatan belajar sepanjang
hayat bagi setiap warga masyarakat agar mereka lebih berdaya guna.
PKBM “Melati” adalah
salah satu wadah PNFI yang ada di Kecamatan Botumoito yang mempunyai fungsi meningkatkan
serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mencapai
cita-cita Pendidikan Nasional. Sebagai suatu lembaga resmi PKBM “Melati”
menyelenggarakan berbagai macam Program PNFI yang sangat berhubungan dengan
komponen masyarakat di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo, disamping itu
pula lembaga PKBM “Melati” telah menyelenggarakan kegiatan pengabdian
masyarakat dalam bentuk PKBM “Melati” berkarya, program yang dilaksanakan adalah
dibidang Pengolahan nira Aren bagi masyarakat pembuat gula Aren yang terletak
di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
Program ini merupakan upaya nyata untuk
mendidik dan melatih warga masyarakat di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito agar
menguasai keterampilan Pengolahan nira Aren dari pengolahan tradisional turun
temurun ke pengolahan praktis dan professional serta tepat guna, sesuai dengan
potensi yang ada di Desa Rumbia. Karena aren merupakan salah satu sumber daya
alam di daerah tropis yang distribusinya tersebar luas, sangat diperlukan dan
mudah didapatkan untuk keperluan sehari-hari oleh masyarakat setempat sebagai
sumber daya yang berkesinambungan. Aren [Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.]
hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah Aren muda diolah menjadi
kolang-kaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam
batang untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan. Namun dalam Karya Nyata
ini penulis lebih memfokuskan pada pengolahan nira Aren menjadi gula Aren.
Program ini terinovasi
dari kegagalan-kegagalan ajuan Proposal Life Skill dibidang pembuatan gula Aren
di Desa Rumbia sebanyak 2 kelompok oleh PKBM “Melati” ke Dinas Pendidikan
Kabupaten Boalemo dan Dinas Pemuda dan Olah Raga Provinsi Gorontalo yang tidak
terkaver pada pendanaan dana Block Grant mulai dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2009, maka oleh itu PKBM tetap bertekad untuk dapat membantu masyarakat pembuat
gula Aren di Desa Rumbia dengan tujuan membimbing masyarakat pembuat gula Aren
agar pengelolaannya lebih professional dan berhasil guna serta lebih
berorientasi pada wirausaha selain itu dapat menambah pendapatan masyarakat
pembuat gula Aren juga dapat berdampak pada pengguna gula Aren untuk
mengkonsumsi gula aren yang lebih higienis. Berdasarkan tujuan tersebut, maka PKBM “Melati” berusaha membantu
masyarakat pembuat gula Aren dengan berkarya di bidang PNFI walaupun belum di
danai oleh pemerintah.
Menurut Data Potensi
Desa (2010), masyarakat Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo
terdiri dari 471 Kepala Keluarga (KK) dengan total jumlah penduduk sebanyak 1741
jiwa. Berdasarkan Data PKBM “Melati” untuk Desa Rumbia terdapat 85 orang yang
memiliki mata pencaharian sampingan sebagai petani Aren. Lebih jelasnya
persentase kelompok sasaran dalam bimbingan pengelolaan nira Aren menjadi gula
Aren.
Grafik : 1
Data kelompok sasaran
4,9
%
|
95,1 %
|
Dengan adanya lembaga PKBM
ini diharapkan terlaksana visi Insan
Indonesia Cerdas dan Kompetitif secara perlahan dapat tercapai khususnya bagi
masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran program. Adapun yang menjadi sasaran
program dibidang Pengolahan nira Aren
ini adalah peminat yang berjumlah 20 Orang dari kelompok sasaran sebanyak 85
orang.
Sebelum mengikuti Program
dibidang Pengolahan nira Aren ini peserta
masih menggunakan sistem manual atau sistem
tradisional yang sifatnya turun temurun. Namun setelah mendapatkan bimbingan
sistem pengolahan dari PKBM “Melati”, mereka lebih profesional dalam mengolah nira
Aren menjadi gula Aren sehingga layak untuk diproduksi dan dipasarkan
dilingkungan mereka maupun diluar daerah. Setiap bulan kelompok pengolahan nira
aren yang dibentuk oleh PKBM “Melati” saat ini telah mampu memproduksi gula Aren
rata-rata setiap peserta bulan 2350 buah yang sebelumnya hanya mampu
berproduksi sebanyak 1400 buah dan telah dikepak dengan menggunakan bahan palastik
yang siap jual. Sehingga dengan keterampilan yang mereka miliki dapat
meningkatkan taraf perekonomian dan dapat dijadikan peluang berwirausaha dalam
rangka meningkatkan penghasilan keluarga.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka Penulis
tertarik mengambil judul Karya Nyata ini adalah “MANAJEMEN PKBM “MELATI” BERBASIS WIRAUSAHA
DIBIDANG PENGOLAHAN NIRA AREN BAGI MASYARAKAT PEMBUAT GULA AREN DI DESA RUMBIA
KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO”
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam
Karya Nyata ini adalah “Bagaimana Pengolahan nira Aren menjadi gula Aren yang
lebih professional sehingga dapat membuka peluang wirausaha bagi masyarakat pembuat
gula Aren yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati” di Desa Rumbia Kecamatan
Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo?”
C.
Manfaat
dan Tujuan Program
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan program ini
adalah agar masyarakat di Desa Rumbia yang
terakomodir dalam kelompok Program dibidang Pengolahan nira Aren yang
dilaksanakan oleh PKBM ”Melati” , setelah mengikuti program ini diharapkan
peserta dapat mengolah nira Aren lebih profesional dan berkualitas sehingga
mampu menjadi obyek untuk berwirausaha dan dapat berdampak pada penurunan angka
penggangguran dan kemiskinan serta dapat menciptakan lapangan kerja di
Kecamatan Botumoito khususnya di Desa Rumbia.
Adapun yang menjadi tujuan dari pada pelaksanaan program
ini adalah dalam rangka untuk lebih meningkatkan kecakapan dan keahlian serta
pengetahuan mengolah nira Aren yang berkualitas
dan berdaya saing sehingga mampu membuka peluang usaha yang berdaya guna dan
berhasil guna.
Selain itu tujuan dari pada penulisan Karya Nyata ini
adalah untuk memberikan gambaran singkat tentang Pelaksanaan Program PKBM ”Melati” di bidang Pengolahan nira Aren yang berbasis
wirausaha di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito sehingga dapat membantu masyarakat
lain yang memiliki potensi yang sama dalam memberdayakan potensi yang ada di
desanya. Inilah salah satu program PKBM ”Melati” yang dilaksanakan untuk
masyarakat Desa Rumbia, walaupun belum tersentuh dana bantuan Block Grant
seperti harapan Pengelola PKBM ”Melati” dan masyarakat Desa Rumbia.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Manajemen berasal
dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan
melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen. Jadi
manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Secara etimologi,
management di Indonesia diterjemahkan sebagai manajemen berasal dari kata
“manus” (tangan) dan “agere” (melakukan), yang setelah digabung menjadi kata
“manage” (bahasa Inggris) berarti mengurus atau “managiere” (bahasa latin) yang
berarti melatih.
F.W Taylor dalam
bukunya Scientific Management, Harper and Brothers. New York, 1947 : The art management, is defined as
knowing exactly what you want to do, and than seeing that they do it in the
best and cheapest way. (Ilmu manajemen itu dapat diterjemahkan sebagai
ilmu pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya akan anda kerjakan, selanjutnya
mengkaji apakah sesuatu itu dikerjakan dengan cara terbaik serta mudah.
George Terry dalam
bukunya Principles of Management, Richard Irwin., Homewood, Illinois, 19964. : Management is a distinct process
consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to
determine and accomplish stated objective by the of human being and other
resources. (manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan lainnya.
Prof. Prajudi
Atmosudirdjo. Administrasi dan Management Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1982, halaman 124 : manajemen merupakan pengendalian dan pemanfaatan dari semua
faktor serta sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk
mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu.
Menurut Hasibuan manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen pada dasarnya
berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam
rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Dalam rangka meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia, pendidikan merupakan hal yang utama dalam kehidupan
manusia. Dalam implementasinya pendidikan harus berlangsung seumur hidup dan
menjadi hak bagi setiap warga Negara.
Pendidikan Nonformal
sebagai salah satu jalur pendidikan pada Sistem Pendidikan Nasional dalam
eksistensinya dituntut untuk senantiasa cepat dalam menanggapi dan memenuhi
kebutuhan masyarakat di bidang
pendidikan yang tak bisa dipenuhi oleh pendidikan jalur sekolah.
Departemen Pendidikan
Nasional untuk menginventarisasi Program Pendidikan Non Formal, termasuk
komponen-komponen yang ada didalamnya menjadi pendorong utama terbentuknya
Pusat Kegiatan Belajar Masyatakat (PKBM “Melati”), program PNFI yang
dikembangkan adalah :
·
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
·
Program Kesetaraan (paket A dan paket B)
·
Program KF, Buta Aksara
·
Kursus Wirausaha Perkotaan (KWK)
·
Kursus Wirausaha Pedesaan (KWD)
·
Life Skill
·
Taman Bacaan Masyarakat(TBM)
Dengan demikian
hal-hal yang termasuk pada manajemen sebagaimana yang diungkapkan oleh G.R Terry adalah perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan. Sementara menurut Cahyono,1996:2 fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing,
actuating, controlling dan
fungsi operasional yang meliputi procurement, development, kompensasi, integrasi, maintenance, separation”. Lebih jelasnya unsur-unsur yang terdapat
dalam manajemen akan diuraikan secara singkat berikut ini.
B.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan unsur penting dalam mengambil
sebuah keputusan. Karena perencanaan merupakan proses mengembangkan dan memilih
langkah langkah yang akan diambil untuk menghadapi masalah-masalah dalam
organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini Pengelola dan Pengurus PKBM “Melati” harus mampu mengambil
keputusan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengelola PKBM harus memutuskan sasaran yang
akan dicapai, menganalisis sumber daya yang dimiliki organisasi, bagaimana
mengaplikasikannya dalam rangka mencapai sasaran tersebut. Dalam hal ini
diperlukan sikap fleksibilitas di dalam menghadapi perubahan.
Dalam http://www.depkumham.go.id
langkah langkah dalam Perencanaan secara garis besar terdapat empat langkah
dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada
semua jenjang organisasi. Langkah tersebut adalah :
1.
Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan
dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai lembaga PKBM “Melati”. Tanpa
sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu luas.
Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat mengarahkan
sumber agar lebih efektif.
2. Merumuskan
posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah
ditetapkan , Pengelola PKBM “Melati” harus mengetahui dimana saat ini lembaga berada
dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut , sumber daya apa yang
dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun jika lembaga PKBM “Melati” telah mengetahui posisinya pada
saat ini. Untuk ini di dalam lembaga PKBM “Melati” harus terdapat suasana kebersamaan
dan kerjasama yang baik agar informasi mengalir dengan lancar terutama dari
pengelola dan statistik yang dimiliki.
3.
Mengidentifikasi faktor faktor pendukung
dan penghambat menuju sasaran
Selanjutnya perlu
diketahui faktor faktor, baik internal maupun eksternal , yang diperkirakan
dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saat
ini, dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi di
masa datang. Betapapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang paling
sulit dalam perencanaan.
4.
Menyusun langkah langkah untuk mencapai
sasaran
Langkah terakhir dalam
kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternatif atau
langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi
alternatif alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap paling baik, cocok
dan memuaskan.
C. Pengorganisasian
(Organizing)
Pengorganisasian
(Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Fungsi
pengorganisasian dalam PKBM “Melati”adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Adapun kegiatan dalam fungsi pengorganisasian adalah mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan, menetapkan struktur
organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab, kegiatan
perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tenaga
kerja dan kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
D. Penggerakan
(Acutating)
Arti penggerakan menurut George R. Terry
menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
Sementara menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo pengaktifan orang-orang
sesuai dengan rencana dan pola organisasi yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut Prof. Dr.
H. Arifin Abdurrachman, MPA
berpendapat bahwa penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja. Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA penggerakan (motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
berpendapat bahwa penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja. Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA penggerakan (motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
E.
Pengawasan (Controlling)
Sondang
P. Siagian (1984:135) mendefinisikan pengawasan "Sebagai proses dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan
yang sedang dilakukan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya".
Selanjutnya
Mochtar Effendy (1986:116) menjelaskan bahwa : "Control adalah seluruh
kegiatan mulai dari penelitian, serta pengamatan yang diteliti terhadap berjalannya
rencana, dengan menggunakan rencana yang ada serta standar yang ditentukan,
serta memberikan dan mengoreksi penyimpangan rencana dan standar, standar peniraian
terhadap hasil pekerjaan diperbandingkan (companson) dengan masukan (input)
yang ada atau keluaran (out put) yang dihasilkan. George R. Terry berpendapat
bahwa pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standard,
apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menirai pelaksanaan dan bilamana
perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut
rencana, yaitu sesuai dengan standard.
Sementara
Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa pengawasan adalah keseluruhan
aktivitas dan tindakan untuk menjamin atau membuat agar semua pelaksanaan dan
penyelenggaraan berlangsung serta berhasil sesuai dengan yang telah
direncanakan, diputuskan dan diperintahkan.
Seiring
dengen pengertian tersebut diatas Prof. Dr. Arifin Abdurrachman
berpendapat bahwa pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sementara Drs. M. Manulang juga berpendapat bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menentapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menirainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan rencana semua.
berpendapat bahwa pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sementara Drs. M. Manulang juga berpendapat bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menentapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menirainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan rencana semua.
Menurut
Prof. Dr. Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Sasaran Pengawasan
dalam hal ini adalah :
1. Bahwa melalui pengawasan pelaksanaan
tugas-tugas yang telah ditentukan sungguh-sungguh sesuai dengan pola yang telah
digariskan dalam rencana
2. Bahwa struktur serta hirarki organisasi
sesuai dengan pola yang telah ditentukan dalam rencana
3. Bahwa seseorang sungguh-sungguh ditempatkan
sesuai dengan bakat, keahlian dan pendidikan serta pengalamannya dan bahwa
usaha pengembangan keterampilan bawahan dilaksanakan secara berencana,
kontinu dan sistematis
4. Bahwa penggunaan alat-alat diusahakan agar
sehemat mungkin
5. Bahwa sistem dan prosedur kerja tidak
menyimpang dari garis-garis kebijakan yang telah tercermin dalam rencana
6. Bahwa pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif dan rasional, dan
tidak atas dasar personal likes and dislikeks,
7. Bahwa tidak terdapat penyimpangan dan atau
penyelewengan dalam penggunaan kekuasaan, kedudukan, maupun dan terutama
keuangan
F.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) adalah tempat pembelajaran dan sumber informasi bagi
masyarakat yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, berisi berbagai macam
keterampilan fungsional yang berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang
ekonomi , sosial dan budaya.
Tujuan PKBM :
1.
Mengembangkan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pendidikan Non Formal dan
Informal (PNFI).
2. Sebagai
upaya memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dalam rangka memperbaiki kualitas
hidupnya.
3. Meningkatkan
pelayanan masyarakat terutama dalam Pendidikan Non Formal dan Informal.
Sedangkan
Tugas dan Fungsi PKBM :
1.
Menyusun program tahunan PKBM
2.
Mengadakan pendataan Pendidikan Luar
Sekolah (PLS)
3.
Mengadakan kegiatan pembelajaran seperti
: PAKET A, B, C, Keaksaraan Fungsional
(KF), PAUD, KBU/ Life Skill, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Ketrampilan dan
lain-lain.
Dalam
rangka membangun sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi yang
berkualitas, maka sangat perlu adanya pendidikan dan pelatihan serta kursus-kursus
keterampilan bagi warga masyarakat untuk
memenuhi tuntutan global seiring meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dewasa
ini, belajar merupakan bagian kehidupan manusia sehari-hari, jika tidak ingin
tertinggal dari peradaban dunia yang terus berkembang pesat. Kemajuan teknologi
telah banyak memberi kemudahan dalam memperoleh kesempatan belajar, dan
kegiatan belajar dapat dilakukan kapan
saja dan dimana saja, tanpa terikat ruang dan waktu. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk
berhenti belajar hanya karena adanya keterbatasan yang dimiliki, apalagi dewasa
ini upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tanggung jawab seluruh
komponen bangsa meliputi pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Kelompok
yang dibentuk oleh PKBM “Melati” dibidang Pengolahan nira Aren sebagai salah
satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal mempunyai
kaitan yang erat dengan Program PKBM “Melati”. Selain memberikan kesempatan
bagi masyarakat Desa Rumbia Kecamatan Botumoito untuk menjadi peserta didik
yang ingin mengembangkan keterampilannya dibidang Pengolahan nira Aren menjadi
gula Aren secara lebih profesionaol dan bermutu lebih baik sehingga dapat
menjadi peluang untuk berwirausaha.
Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “MELATI” Desa Rumbia Kecamatan Botumoito
Kabupaten Boalemo yang diberi wewenang serta tanggung jawab untuk
menyelenggarakan Pendidikan Non Formal
dan Informal berdasarkan kebutuhan
masyarakat. Terkait hal tersebut diatas, PKBM telah melakukan identifikasi
kebutuhan wilayah dan selanjutnya membentuk kelompok-kelompok masyarakat berdasarkan tingkat kebutuhannya
yang sinkron
1.
Tujuan Umum
Secara
umum program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
bagi masyarakat yang kurang beruntung baik dari segi ekonomi maupun pendidikan.
2. Tujuan
Khusus
a.
Memberikan
ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat sebagai bekal untuk dapat
bekerja dan atau berusaha secara mandiri sesuai dengan potensi atau sumber daya
lokal di daerah.
b.
Memberikan
layanan pendidikan bagi masyarakat agar memiliki profesi yang berkompetensi
untuk diperlukan dalam dunia usaha sesuai dengan jenis keterampilan yang
diminati sehingga mampu merebut peluang usaha dengan penghasilan yang wajar
atau mampu menciptakan lapangan kerja secara mandiri dan bertekhnologi tinggi.
c.
Melatih kerja dan berusaha secara
berkelompok.
d.
Memberdayakan sumber daya masyarakat
melalui usaha-usaha produktif.
e.
Dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan berusaha.
f.
Membangkitkan semangat bekerja keras dan
berwirausaha.
g. Salah
satu upaya mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran bagi masyarakat .
h. Memanfaatkan
peluang terhadap kebijakan program daerah dan pusat.
G. Kewirausahaan
Program PKBM “Melati” yang diberikan kepada
warga peserta program ini adalah membekali
para peserta untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru memasarkannya serta mengatur permodalan.
Namun demikian perlu bagi kita untuk mengetahui
lebih mendalam mengenai apa itu kewirausahaan. Suparman Sumahamidjaya (1981 :
157). Memberi batasan kewirausahaan adalah orang yang melakukan kegiatan
mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan memberikan hasil yang produktif. Dari
pengertian tersebut diatas maka ada kalimat yang perlu digaris bawahi yakni
kalimat mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan memberikan hasil yang
produktif. Kalimat tersebut diartikan bahwa seorang wirausahawan adalah orang
yang mampu memadukan alam, tenaga kerja, modal serta keahlian, sehingga dapat
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kepentingan orang banyak.
Hal tersebut nampaknya sama dengan pendapat
Shumpeter, yang dikutip oleh Buchari Alma (1999 : 12) bahwa Kewirausahaan
adalah orang yang unik berpembawaan, pengambil resiko, memperkenalkan produk
produk inovative dan tehnologi baru kedalam perekonomian. Ada baiknya kita
simak pendapat Yean Baptist Say yang dikutip oleh Buchari Alma (1999 : 13) yang
pada dasarnya kewirausahaan mengarah kepada keberhasilan dalam menggabungkan
antara produksi, perlengkapan manajemen yang kontinyu dan selain itu juga sebagai
penanggung resiko. Mengingat bahwa kewirausahaan yang mempunyai arah kepada
keberhasilan dan atas dasar teori keberhasilan yang dikemukakan oleh Mc.
Chelland dalam bukunya The Achieving Society (1961) yang dikutip oleh Buchari
Alma (1999 : 13) diantaranya mengatakan bahwa dorongan untuk mencapai
keberhasilan motif yang penting sekali, bukan saja untuk menentukan
keberhasilan seseorang, namun juga keberhasilan suatu bangsa dalam melakukan
pembangunan.
BAB III
PROFIL PKBM “MELATI”
A.
Sejarah
Singkat
Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM “MELATI”) Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo pertama kali terbentuk setelah dikeluarkan Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Boalemo Nomor: 420/P Dan K Kab/146/I/2008 Tentang
Pembentukan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM), dan Izin Operasional Dinas
Pendidikan Kabupaten Boalemo Nomor : 420/P Dan K Kab/153/I/2008 sebagai
Pengelola Program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Di Wilayah Kecamatan Botumoito Kabupaten
Boalemo Tahun 2008, serta Akta Notaris yang bernomor 109 tanggal 30 Januari
2008.
Pada awalnya Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM “Melati” berada di Desa Rumbia Kecamatan
Botumoito yang berjarak kurang lebih 7 km dari
Ibu Kota Kabupaten Boalemo
(Tilamuta), tetapi sekarang dari tanggal
01 April 2009 sekretariatnya berlokasi di Desa Patoameme Kecamatan Botumoito
Kabupaten Boalemo yang berjarak kurang lebih 3 km dari Ibu Kota Kabupaten
Boalemo (Tilamuta).
Keterlibatan masyarakat
dalam proses pendidikan secara tidak langsung akan memberikan keleluasaan bagi
masyarakat dalam menentukan masa depannya, sehingga masyarakat menjadi semakin
mandiri. Masyarakat merupakan sumber insprirasi, kreatifitas dan ilmu yang
tidak pernah kering. Masyarakat dengan segala dinamikanya terus berubah dan
berkembang setiap saat. Bentuk konkrit dapat terlihat dari lahirnya kesadaran
bahwa masyarakat merupakan suatu potensi besar yang mampu untuk membangun
dirinya sendiri, disinirah perlunya satu lembaga yang bisa memberikan wahana
bagi warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan belajar berupa pengetahuan dan keterampilan
yang bermakna bagi kehidupan mereka, karena pada dasarnya segala bentuk
kegiatan belajar masyarakat dapat dilakukan di PKBM.
Kebijakan Direktorat
Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, Departemen Pendidikan Nasional
untuk menginventarisasi program pendidikan nonformal, termasuk
komponen-komponen yang ada didalamnya menjadi pendorong utama terbentuknya
Pusat Kegiatan Belajar Masyatakat (PKBM “Melati”), Program PNFI yang telah
dilaksanakan dan dikembangkan oleh PKBM ‘ MELATI” adalah :
·
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 10
kelompok
·
Pemberantasan Buta Aksara (KF) 41
kelompok
·
Program Kesetaraan (paket A, dan paket B)
15 kelompok
·
Kursus Wirausaha Desa ( KWD ) menjahit 1
kelompok
·
Kursus Wirausaha Kota ( KWK )
keterampilan computer 1 kelompok
·
Life Skill pengolahan gula aren 1
kelompok
·
Taman Bacaan Masyarakat 2 kelompok
B.
Tugas
Pokok Dan Fungsi
Dalam menyelenggarakan
tugas-tugas organisasi, PKBM “MELATI” mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam
mengoptimalkan kinerja PKBM. Antara lain tugas pokok dan fungsi tersebut akan
dijelaskan secara singkat berikut ini.
Tugas
Pokok
Tugas pokok PKBM
“Melati” adalah melakukan pembentukan dan pengembangan serta pengendalian mutu
pelaksanaan program Pendidikan Nonformal dan Informal yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo.
Fungsi
Fungsi PKBM “Melati”
adalah memberikan wahana bagi warga masyarakat di Kecamatan Botumoito dalam
memenuhi kebutuhan belajar berupa pengetahuan dan keterampilan yang bermakna
bagi kehidupannya.
C.
Azas
PKBM
Azas PKBM “Melati”
adalah Kemanfaatan, kebermaknaan, kebersamaan, kemandirian, keselarasan,
kebutuhan dan tolong-menolong didalam menyelenggarakan Program Pendidikan Non
Formal dan Informal di Kecamatan Botumoito.
D.
Konsep
Dasar PKBM
Konsep
Dasar PKBM “Melati” adalah Dari, oleh, dan untuk masyarakat.
E.
Visi
dan Misi PKBM “Melati”
Dalam mengoptimalkan kinerjanya PKBM
“Melati” memiliki Visi, antara lain Visi tersebut adalah :
“Terwujudnya
Optimalisasi Sistem Pemyelenggaraan Pendidikan Nonformal dan Informal Bagi
Masyarakat Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Secara Variatif Dan Meluas“.
Selain
itu untuk mencapai Visi PKBM “Melati” memiliki Misi dalam mencapai Visi
tersebut. Antara lain Misi tersebut adalah
1.
Menyelenggarakan Program PNFI untuk
masyarakat dengan efektif
2.
Meningkatkan Pelayanan Penyelenggaraan
Program PNFI di Kecamatan Botumoito
3.
Menciptakan masyarakat yang cerdas dan
produktif dengan penyelenggaran program-program PNFI yang proporsional dan
akuntabel
F.
Orentasi
PKBM “Melati”
Pemberdayaan masyarakat
agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya.
BAB IV
HASIL PENYELENGGARAAN PROGRAM
Aren
merupakan tumbuhan dari suku Palmae yang
potensial dan dapat tumbuh didaerah Tropis. Sesungguhnya tanaman Aren sudah
sangat lama dikenal di Indonesia bahkan ditingkat dunia. Tumbuhan ini sangat bermanfaat bagi
kemaslahatan umat manusia. Karena setiap jenis yang ada pada tumbuhan ini akan
memberikan hasil yang sangat bermanfaat bagi manusia yang membutuhkannya. Menurut Anonim (2005) aren ternyata dapat
menghasilkan 60 jenis produk bernirai ekonomi dan berpotensi ekspor, diantaranya
yaitu aren sebagai sumber gula, pensuplai energi dan berfungsi dalam pelestarian
lingkungan hidup. Sehingga tidak salah program yang diselenggarakan oleh PKBM
“Melati” dibidang Pengelolaan Nira Aren
bagi masyarakat pembuat gula Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten
Boalemo adalah termaksud salah satu program PNFI yang dilaksanakan di Desa Rumbia
Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
Keberadaan
PKBM “MELATI” ditengah-tengah masyarakat tersebut memberikan nilai tambah bagi
kelangsungan pengembangan pengolahan nira Aren di Desa Rumbia Kabupaten Boalemo
tersebut. Karena kehadirannya bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan
tentang pengelolaan nira Aren tetapi lebih jauh lagi untuk mendukung program
pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran dan membantu masyarakat kecil
untuk dapat berwirausaha dengan baik. Selain itu wilayah dan potensi alam yang
ada di Desa Rumbia sangat mendukung terlaksananya program ini. Karena bahan
baku untuk pengolahan nira Aren banyak tumbuh di desa tersebut. Pembuatan gula
Aren di Desa Rumbia telah lama dijalankan oleh masyarakat dengan menggunakan
cara tradisional yang sudah turun temurun. Meskipun dengan cara yang sangat
tradisional namun usaha ini mampu memberikan prospek yang baik pada masyarakat
dalam megelola hasil kekayaan alam ini.
Kehadiran
PKBM “Melati” di Desa Rumbia paling tidak bisa memberikan pengetahuan tentang
tata cara pembuatan gula aren secara lebih modern dan professional dari cara
lama yang telah mereka pakai selama ini. Sehingga bisa meningkatkan pendapatan
masyarakat pembuat gula aren dan mengubah pola lama dengan metode pembuatan
yang sangat praktis namun mempuyai nilai tambah dalam memasarkan hasil
produksinya. Selain itu kehadiran PKBM “Melati” di Desa Rumbia sangat penting karena
dituntut oleh kondisi yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Rumbia. Kondisi
tersebut antara lain :
a.
Membludak angka pengangguran dan kemiskinan
b.
Masih adanya anak putus sekolah dan
lulusan sekolah tapi tidak melanjutkan pendidikan selanjutnya serta tidak
terserap didunia kerja
c.
Belum tersentunya bantuan dana
penyelenggaraan Program PNFI khususnya program LIFE SKILL dari pemerintah
Daerah dan Pusat
d.
Kesenjangan antara kompetensi pencari
kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
e.
Jumlah pencari kerja lebih besar dari
jumlah peluang kerja yang tersedia
f.
Terbatasnya sumber daya untuk mengolah
potensi alam.
Berdasarkan
fakta tersebut maka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM) “Melati” Kecamatan Botumoito berupaya
menanggulangi sekaligus mengurangi pengangguran dan kemiskinan dengan menyelenggarakan Program Pendidikan Non
Formal yang berbasis Wirausaha melalui program dibidang Pengolahan Nira Aren
bagi masyarakat Pembuat Gula Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten
Boalemo Provinsi Gorontalo walaupun belum tersentuh dana bantuan tetapi PKBM
berusaha agar dapat menjalankan program tersebut dengan baik sebagai wujud
parsitipatif PKBM “Melati” pada masyarakat.
Keterampilan
Pengolahan nira Aren memberikan peluang berwirausaha yang baik untuk waktu
sekarang maupun waktu yang akan datang. Program dalam bidang cara pengolahan nira
Aren yang dilaksanakan oleh PKBM ”Melati” memberikan harapan dan masa depan
yang menjanjikan bila dikelola dengan baik dan benar. Selain itu pengolahan nira
Aren bagi masyarakat pembuatan gula Aren sangat cocok dilaksanakan di Desa Rumbia
oleh karena :
a.
Kegiatan keterampilan pembuatan gula Aren
telah dilaksanakan oleh masyarakat sudah sejak dahulu secara turun temurun.
b.
Potensi geografi, budaya, sumber ekonomi
sangat mendukung peluang usaha dibidang keterampilan pembuatan gula aren.
Bidang pengelolaan nira Aren sangat relevan
dengan kondisi geografis Desa Rumbia. Sementara peserta didik yang di syaratkan
dalam program ini sebagaimana yang diamanatkan dalam Buku Pedoman Block Grant 2010 KWD. Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan NonFormal dan Informal Direktorat Pembinaan
Kursus dan Kelembagaan adalah :
-
Masyarakat usia 18 s/d 45 tahun
perempuan / laki-laki yang belum memiliki pekerjaan tetap dan tidak bersekolah
pada Pendidikan Formal
-
Latar belakang sosial ekonomi yang
kurang mampu
-
Memiliki kemauan untuk belajar dan bekerja
Adapun cara merekrut calon peserta didik
sebagaimana petunjuk Buku Pedoman Block
Grant 2010 KWD. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan NonFormal dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
adalah :
1. Mengidentifikasi
calon peserta didik
2.
Melaksanakan
Sosialisasi program dengan Aparat Pemerintah Desa dan masyarakat khususnya
masyarakat pembuat gula Aren
Secara singkat Program Bidang Pengolahan Nira Aren
bagi masyarakat pembuat gula Aren dapat dianalisis dengan menggunakan manajemen
PKBM, antara lain dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
A. Perencanaan (Planning)
Sebelum melaksanakan suatu program langkah yang
pertama yang harus dilakukan adalah perencanaan program. Perencanaan program
dalam hal ini adalah menetapkan segala sesuatu yang erat hubungannya dengan
program yang akan dijalankan. PKBM “Melati”
dalam menyelenggarakan program khususnya dalam bidang pengelolaan nira Aren
menetapkan beberapa hal sehubungan dengan perencanaan program kegiatan.
Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan kegiatan antara lain sebagai
berikut :
1.
Penetapan Tim Pengelola atau Panitia
Pelaksana Program Pengolahan Nira Aren menjadi Gula Aren di Desa Rumbia
Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
2.
Penetapan jenis kompetensi berusaha
Penetapan jenis kompetensi dilakukan
dengan cara :
a.
Mengidentifikasi potensi wilayah
sasaran, dengan tujuan untuk menggali sumber daya yang dapat dikembangkan
menjadi peluang usaha, ditandai dengan diperolehnya jenis usaha yang
dibutuhkan, mudah dilakukan, dan menguntungkan.
b.
Menetapkan jenis usaha yang akan
dilaksanakan
3.
Menetapkan tim ahli
a.
Melakukan identifikasi tim ahli.
b.
Mengajukan/menunjuk kesediaan menjadi tim ahli
c.
Menetapkan tim ahli
Guna memperoleh
hasil yang mendukung kualitas bimbingan maka
diupayakan rekrutmen tim ahli adalah yang mempunyai kompotensi dan
pengalaman dibidang yang dilaksanakan.
Tim ahli yang
memperkuat penyelenggara program ini
memiliki keinginan yang besar serta latar belakang pendidikan dibidang program
yang akan diselenggarakan, juga mempunyai pengalaman dalam ketrampilan khusus
yang diprogramkan. Adapun jumlah instruktur dalam program ini sebanyak 3(tiga)
orang.
4.
Rekruitmen kelompok peserta program
a.
Melakukan Sosialisasi program.
Sosilalisasi program kepada
masyarakat atau calon peserta kelompok. Materi yang disosialisasikan berkenaan
dengan jenis program, tujuan program, dan pelaksanaan program. Sosialisasi
dapat dilakukan dengan cara mengadakan sosialisasi langsung di masyarakat.
b. Rekruitmen kelompok peserta program.
Rekruitmen dilakukan dengan cara:
1) Pendaftaran calon peserta kelompok program ,
2) Seleksi peserta kelompok program
5. Menetapkan
peserta kelompok program.
6. Fasilitas
Fasilitas yang
dimanfaatkan dalam pembinaan pengelolaan nira Aren menjadi gula Aren adalah sebuah
bagunan sederhana yang tradisional (pondok), 1 (satu) buah meja panjang, 1 (satu)
buah papan tulis serta sarana penunjang lainnya yang dapat menunjang proses
pembelajaran baik secara teori maupun praktek seperti perlengkapan keselamatan
kerja.
7. Tempat
pelaksanaan
Proses pembinaan
pengelolaan nira aren baik teori mapun praktek dilaksanakan dilokasi pengolahan
nira Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo.
8.
Waktu pelaksanaan
Waktu
pelaksanaan pembinaan pengelolaan nira Aren bagi pengrajin gula Aren selama 100
hari.
B. Organizing
Sebuah organisasi adalah pola hubungan banyak hubungan yang
saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan
dari manajer, untuk mencapai sasaran bersama. Setelah
melalui perencanaan maka langkah selanjutnya dalam menjalankan
program adalah mengorganisir seluruh perangkat atau mengorganisir
semua hal – hal yang ada hubungannya dengan pengolahan nira Aren. Terutama yang harus diorganisir adalah masyarakat
pembuat gula Aren yang bertanggung
jawab pada pembelajaran dan pembinaan dalam pengolahan nira Aren
tersebut, seperti penyelenggara dan tim ahli yang telah ditetapkan pada tahap
perencanaan tadi. Penyelenggara
maupun tim ahli yang akan menjadi penentu berhasil tidaknya program ini harus
benar-benar paham akan tujuan dan sasaran dilaksanakan program dibidang pengolahan
nira Aren.
Menurut G. R Terry : Pengorganisasian dalam pengertian
real (real sense) menunjukkan hubungan antar manusia sebagai akibat organisasi.
Sementara menurut Koontz & O’Donnel Fungsi pengorganisasian manajer
meliputi penentuan penggolongan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk tujuan
perusahaan, pengelompokkan kegiatan tersebut ke dalam suatu bagian yang
dipimpin oleh seorang manajer, serta melimpahkan wewenang untuk melakukannya.
Sehingga peranan
manajemen khusus fungsi pengorganisasian benar-benar diterapkan demi suksesnya
Program PKBM “Melati” dibidang Pengolahan Nira Aren bagi masyarakat pembuat
gula Aren di Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
C. Acutating
Secara
umum pengrajin gula Aren khususnya yang
termasuk dalam kelompok bimbingan PKBM “MELATI” di Desa Rumbia Kecamatan
Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dalam menyadap nira Aren
dilakukan secara sendiri. Dalam menyadap nira aren tersebut rata-rata setiap
anggota menyadap 1 (satu) pohon dengan hasil nira Aren setiap pohon
menghasilkan 5 liter nira Aren dalam sehari. Dan
untuk menghasilkan 1 (satu) batok gula aren diperlukan nira Aren sebanyak 4
(empat) liter nira Aren.
Untuk
memperoleh nira Aren yang berkualitas tinggi tentunya sangat tergantung pada
nira Aren yang diproses. Menurut Joseph at al (1994), nira yang disadap pada
sore hari, tetapi tidak berpengaruh nyata pada sukrosa yang disadap pada pagi
hari. Nira yang digunakan sebagai bahan baku gula sebaiknya berkadar sukrosa
diatas 12%.
Sebelum
bercerita jauh tentang pengelolaan nira Aren menjadi gula Aren terlebih dahulu
akan dibahas persiapan-persiapan dalam menyadap nira Aren. Untuk menyadap nira
Aren sebaiknya menggunakan pisau yang higienis. Menurut Dachlan (1984) dalam
Kusuma (1992) pisau sadap sebaiknya dibersihkan dengan air bersih dan dibilas
dengan air panas, kemudian dikeringkan baru disimpan. Sehingga higienis dari
pisau tersebut dapat dijamin tidak ada kuman yang melekat pada pisau tersebut. Apabila
pisau tersebut tidak higienis akan mengakibatkan kerusakan nira yang menyebabkan
nira menjadi asam, berbuih putih dan berlendir sehingga menghasilkan gula
berwarna coklat kehitaman, lembek atau lunak sampai tidak dapat dicetak.
Selanjutnya
disamping pisau yang higienis perlunya alat pengaman ujung sadapan (APUS). Fungsi APUS (Alat Pengaman
Ujung Sadapan) dalam hal ini sebagaimana yang diungkapkan Dian Kusumanto
dalam http://kebunaren.blogspot.com
hari minggu, tanggal 20 Juni 2010 pukul 12;45 wita adalah
1. Melindungi ujung sadapan dari kontaminasi hewan/ serangga/ angin/ udara
kotor/ bakteri/ jamur/ air hujan/ air tetesan / air embun/ cahaya langsung.
2. Sebagai corong
penghubung dengan selang (pipa plastik) penyalur nira pada
jaringan pipanisasi nira yang kuat/ aman.
3. Memungkinkan untuk lebih
efisien karena tidak ada nira yang terbuang
percuma.
4. Berpotensi untuk lebih memperpanjang masa
penyadapan setiap tandan
Lebih jelasnya APUS (Alat Pengaman Ujung Sadapan) dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar :
Pipa Plastik
|
APUS (Alat Pengaman Ujung Sadapan
|
|
APUS
|
Tandan Bunga
|
Batang Pohon Aren
|
APUS (Alat Pengaman Ujung Sadapan)
|
|
Selain urian diatas hal yang sangat penting disiapkan dalam
mengelola nira Aren menjadi gula Aren adalah perlengkapan keselamatan kerja,
seperti sepatu boots, celemek, handskun dan kotak P3K. Hal ini untuk mengantisipasi
jika ada kecelakaan serta menghindari terjadinya kecelakaan dalam proses
pekerjaan. Sebagaimana yang dikutip di http://safety4abipraya.wordpress.com hari minggu tanggal 20 Juni 2010 pukul 12.00 wita menyatakan
bahwa konsep pencegahan kecelakaan dapat
menggunakan pendekatan 4-E antara lain adalah :
1. EDUCATION
Tenaga Kerja harus mendapatkan
bekal pendidikan & Pelatihan dalam usaha pencegahan Kecelakaan. Pelatihan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) harus diberikan secara berjenjang dan berkesinambungan
sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
2. ENGINEERING
Rekayasa dan Riset dalam bidang
Teknologi dan Keteknikan dapat dilakukan untuk mencegah suatu kecelakaan
3. ENFORCEMENT
Penegakan Peraturan K3 dan
pembinaan berupa pemberian sanksi harus dilaksanakan secara tegas terhadap
pelanggar peraturan K3 (penerapannya harus konsisten dan konsekwen)
4. EMERGENCY RESPONS
Setiap karyawan atau orang lain
yang memasuki tempat kerja yang memiliki potensi bahaya besar harus memahami
langkah-langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat.
Menurut AKHMAD SUDRAJAT dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/
hari
minggu tanggal 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita mengungkapkan bahwa:
Social Learning menurut Albert BanduraTeori
belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah
sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori
belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura
memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R
Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara
lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar
menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial
dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh
perilaku (modeling).
Demikian juga Teori Belajar
Kognitif menurut Piaget
merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran
konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan
sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori
tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan
kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre
operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational.
Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu
yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa
asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their
mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses
to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind
or concepts by the process of assimilation”
Dalam hal
pembimbingan pembelajaran para tim ahli langsung memberikan metode dan teknik
pada peserta di lokasi program setelah itu para peserta langsung
melaksanakannya dalam praktek pengolahan nira aren.
Setelah
persiapan-persiapan diatas telah berjalan secara sempurna maka langkah selanjutnya
adalah pengolahan nira Aren menjadi gula Aren. Secara singkat deskripisnya
sebagai berikut:
Langkah
pertama yang harus dilaksanakan adalah penentuan pohon Aren yang akan menjadi
sasaran untuk diambil nilanya, kemudian melakukan kegiatan meninggur atau dalam bahasa Gorontalo Koko’o
(memukul-mukul lengan aren setiap pagi selama 21 hari dimana harus
dilakukan lembut dan penuh kehati-hatian sebelum pengambilan nira Aren, agar
nantinya menghasilkan nira yang banyak, setelah
masa meninggur selesai maka akan masuk pada tahapan memasang segala perlengkapan keselamatan kerja
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh kelompok pengolah nira Aren,
mempersiapkan pisau yang baik dan higienis untuk mengiris/melukai tandan bunga
pohon Aren setelah pengirisan maka selanjutnya adalah kita memasang Alat
Pengaman Ujung Sadapan (APUS) pada pohon Aren sesuai dengan mekanisme yang
telah disebutkan diatas. Setelah alat tersebut terpasang dengan baik
dihubungkan pipa/selang ketempat penampungan pertama nira Aren (Gelong). Waktu
penampungan tersebut memanfaatkan waktu selama 15 jam untuk memenuhi gelong
penampungan nira Aren, untuk selanjutnya menggantikan dengan gelong yang baru
lagi. Kemudian masuklah pada fase penyaringan dengan menggunakan sabut kelapa
supaya nira Aren saat dimasak akan menjadi berwarna Setelah tiba waktu yang
telah ditetapkan, maka nira Aren dimaksud dimasukkan pada wajan/tempat memasak
nira Aren menjadi gula Aren. Dan
waktu yang digunakan untuk mengubah nira Aren menjadi gula Aren tersebut selama
3-4 Jam. Untuk bisa meyakinkan bahwa gula Aren telah selesai dimasak nira Aren
tersebut sudah berubah yang semula cair, kini sudah mengental. Setelah itu
hasilnya dituangkan pada tatakan yang terbuat dari batok kelapa (tempurung)
yang telah dibelah dua, dapat juga langsung di tuang ke sak plastik untuk
pesanan yang ukuran kilogram. Setelah diisi pada tatakan tersebut,
tunggulah beberapa saat sampai tatakan tersebut dingin.
Selanjuntya
langkah yang berikut adalah pengepakan atau packing. Packing dalam hal ini
menggunakan plastik kaca berukutan 15 cm agar sterilisasi gula Aren senantiasa
tetap terjamin. Sengaja dalam packing ini menggunakan bahan plastik karena
bahan tersebut mudah didapat serta sangat ekonomis dalam mengembangkan wirausaha
pembuatan gula Aren dan dapat menarik pembeli karna hasilnya bersih dan sehat
untuk di konsumsi.
Setelah
langkah pengepakan selesai maka langkah yang terakhir dalam proses pembuatan
gula Aren adalah pendistribusian atau lebih yang dikenal dengan pemasaran.
Meskipun dalam jumlah yang tidak terlalu besar namun mampu memberikan income
pendapatan masyarakat Desa Rumbia khususnya bagi peserta/pengrajin gula aren
yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati”.
D. Controling
Program PKBM “Melati” bidang pengolahan nira Aren bagi
masyarakat pembuat gula Aren lebih optimal apabila dikendalikan secara efektif
dan efisien. Pengawasan merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai
sasaran program PKBM ini. Sehingga aspek-aspek penting dalam pelaksanaan
monitoring, evaluasi dan supervisi adalah :
1. Program
dan proses pengelolaan
2. Kemampuan
panitia penyelenggara
3. Tim
ahli
4. Fasilitas
Menurut ( Schermerhorn, 2002 ) dalam http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id hari
minggu tanggal 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita mengungkapkan bahwa Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.Controlling
is the process of measuring performance and taking action to ensure desired
results.
Sementara menurut Stoner, Freeman & Gilbert (1995) dalam http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id hari
minggu tanggal 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita mengungkapkan bahwa Pengawasan
adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai
dengan apa yang telah direncanakan . the process of ensuring that actual
activities conform the planned activities.
BAB
V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat merupakan tempat pembelajaran dan sumber informasi bagi masyarakat
yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, berisi berbagai jenis keteramapilan
fungsional yang berorientsai pada pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan
budaya.
Program yang
dilaksanakan dibidang Pengolahan Nira Aren merupakan salah satu program PKBM
“Melati” yang bertujuan meningkatkan taraf pendapatan masyarakat Rumbia
khususnya pada masyarakat pembuat gula aren yang ada di desa Rumbia Kecamatan
Botumoito Kabupaten Boalemo. Sehingga masyarakat lebih professional dalam
mengelola potensi daya alam yang berada di Desa Rumbia. Hal ini merupakan
bentuk parsitipstif pengelola PKBM “Melati” karena program yang dilaksanakan
ini belum tersentuh bantuan dana seperti yang diharapkan oleh PKBM dan
masyarakat Rumbia kecamatan Botumoito.
Dengan potensi yang ada
dan hadirnya PKBM “Melati”, masyarakat di Desa Rumbia dapat mengembangkan usahanya
menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi sarana wirausaha, hal ini merupakan
suatu wujud kepedulian PKBM dalam meningkatkan income perkapita masyarakat Desa
Rumbia.
Pola pengolahan nira Aren
dari cara lama ke cara yang lebih modern nampak pada proses penimparan gula Aren
yang sebelumnya menggunakan bambu kini menggunakan alat pengaman ujung sadapan
(APUS) dan selang pipa yang langsung kepenampungan (Gelong) di bawah pohon Aren,
penggunaan pisau yang harus higenis selain itu perbedaannya nampak pada proses
pengepakan yang semula menggunakan woka jenis tumbuhan yang tumbuh liar
di hutan, saat ini sudah menggunakan bahan dari plastik dan penggunaan bahan plastik lebih menjamin
kehigenisan gula aren. Selanjutnya perbedaan lain nampak pada tingkat keselamatan pembuat gula Aren. Kalau
pola lama pembuat gula Aren tidak menggunakan peralatan keselamatan, tapi pada
cara yang diterapkan oleh PKBM “Melati” para pengrajinnya senantiasa
mengutamakan keselamatan dengan menggunakan peralatan pengamanan.
Dengan hasil produk
yang baik menentukan juga pada hasil jual dari pada gula aren yang telah
dilaksanakan oleh PKBM “Melati” karena dapat dilihat dari perbandingan
pendapatan masyarakat pembuat gula aren yang belum terserap dalam program PKBM
ini.
B.
SARAN
Agar pelaksanaan
program yang diselenggarakan oleh PKBM “Melati” dibidang pengolahan nira Aren bagi masyarakat
pembuat gula Aren di desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorntalo ini berhasil secara efektif dan efisien maka ada beberapa saran yang
perlu diperhatikan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, antara lain adalah :
1.
Perlunya tenaga ahli yang memiliki
keahlian dalam pengolahan nira Aren, keahlian yang dimaksud dalam hal ini bukan
saja keahlian dalam membuat dan mengolah nira Aren menjadi gula Aren, tapi
keahlian dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen, sehingga bukan hanya
kepandaian dalam membuat gula Aren yang didapat oleh warga peserta program
tetapi kemampuan mengelola usahanya.
2.
Sarana dan prasarana yang layak dan
memenuhi syarat. Untuk mengimplementasikan sebuah disiplin ilmu senantiasa
harus ditunjang oleh sarana dan prasaran. Peserta harus memiliki peralatan dan perlengkapan
dalam mempraktekkan hasil pembelajarannya dalam pengolahan nira Aren, sehingga
akan nampak hasil yang akan dicapai dalam program yang dimaksud.
3.
Adanya bantuan dana dan besarnya
anggaran sangat menentukan berhasil tidaknya suatu program. Meski dikelola
secara baik dan disampaikan oleh tenaga-tenaga ahli dibidangnya, namun jika
tidak ditunjang oleh anggaran yang memadai, niscaya program tersebut masih
diragukan keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Diktori PKBM Indonesia,
2007, Menuju Masyarakat yang Cerdas Terampil
dan Propesional, Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Prajudi Atmosudirdjo, 1982, Administrasi dan Management Umum, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Direktorat PTK-PNF, Ditjen, 2006-201,
Rencana starategi, Jakarta.
Umar
Husein, 2001, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Manajemen PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Manullang.
M. 1983, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta
Dikutip di
http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id
diakses 20 Juni 2010
Stoner, Freeman & Gilbert (1995) dalam http//:www.luluk.staff.gunadarma.ac.id diakses 20 Juni 2010 pukul 01.18 wita
Desa
Rumbia
|
Kec.
Botumoito
|
Peta Desa Rumbia Kecamatan Botumoito Kabupaten
Boalemo
Sekretariat PKBM “Melati” Kecamatan
Botumoito Kabupaten Boalemo
Pohon Aren yang siap ditipar/ambil
niranya
Tempat
memasak nira Aren
Proses memasak nira
Aren
Nira Aren yang telah
menjadi gula Aren siap di cetak
Gula Aren yang telah
dikepak dalam kemasan plastic
Kemasan yang siap
dijual/pasarkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar